MUI yang mengharamkan mengucapkan Selamat Natal, maka saya sampaikan yang mau ikut ya ikut saja, yang mau menolak ga usah menghina.
Banyak saya lihat di media sosial, orang-orang memplesetkan MUI sebagai majelis usil, majelis uang, dll. dan yang mengkritik saya yakin ga lebih pinter atau mungkin belom lancar baca iqronya.
Saran saya turuti saja apa yang diucapkan ulama, karena anda ga punya pengetahuan tentang apa yang diomongin dan diargumentasikan mereka. Jika anda ga sefaham, boleh cari ulama yang pro Selamat Natal, atau lebih baik diam saja.
Kebanyakan perdebatan itu karena persoalan ignorance, mengabaikan dan menganggap rendah orang lain karena menyangka kita lebih pintar dari mereka-mereka. Padahal jujur saja, apa kita mau tahu argumen mereka? kan engga iya (paling ngomong emangnya gw pikirin).
Nah seperti halnya kritik atas Bupati Ngada NTT dan MUI soal Selamat Natal, ini hanya menunjukkan bahwa kita seneng membantah (ignorance) tanpa memahami latar persoalan dan jalan pikiran orang.
0 komentar:
Post a Comment