EFEKTIVITAS PEMANFAATAN BLOG SEBAGAI MEDIA TEST ONLINE DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS MENULIS SISWA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), pelaksanaan ujian tertulis atau ulangan harian masih
menggunakan sistem offline. Para siswa mengerjakan soal-soal ujian atau
ulangan harian dengan menggunakan kertas ulangan yang disiapkan oleh sekolah.
Soal-soal ulangan teori di foto copy sesuai dengan jumlah siswa. Ujian tertulis
dengan cara seperti itu jelas banyak menghabiskan biaya, baik untuk foto copy
soal, dan pembelian kertas ulangan. Kertas ulangan dan soal ujian pun menjadi
menumpuk di meja guru ketika dikoreksi. Apalagi bila soal yang dibuat guru berbentuk
soal Essay atau uraian. Guru harus membaca satu persatu tulisan siswa yang
terkadang sulit dibaca. Melihat kenyataan itu, dibuatlah sebuah upaya agar
ujian tertulis dilakukan secara online. Guru dapat melakukan inovasi
dengan menuliskan soal-soal ulangan teorinya di media online yang salah
satunya bernama blog di internet. Tanpa disadari, guru telah turut mengkampanyekan
“Go Green Technologi” (teknologi ramah
lingkungan), karena guru dapat menghemat penggunaan kertas yang dibuat dari
pohon/kayu. Soal-soal tidak perlu lagi di foto copy sehingga dapat menghemat
biaya pembelian kertas, dan foto copy.
Blog adalah alat rekam yang ajaib. Di dalamnya bisa menuliskan apa saja yang
disukai dan dikuasai. Semua tulisan yang dibuat dapat tersimpan dengan baik
berdasarkan bulan penyimpanan. Para pengguna internet (netter) dapat
melihat, dan membaca tulisan-tulisan jika mengetahui alamat blog yang dikelola.
Semakin bagus isi (content) blog yang dibuat, maka semakin banyak netter
yang akan membaca tulisan-tulisan di dalam blog. Banyak membaca akan membuat
pemilik blog atau blogger menjadi rajin menulis. Kreativitas menulis akan
terbentuk dengan sering menulis. Hal itulah yang perlu diajarkan kepada siswa
agar terbiasa menulis dalam menciptakan dan mengelola informasi.
Blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran online. Para guru
dapat membangun dan mengelola blog pembelajaran untuk para peserta didiknya.
Terjadilah proses interaksi antara guru dan siswa melalui blog di internet. Guru
dan siswa sama-sama belajar aktif dalam dunia maya yang tak pernah tidur. Internet mempermudah komunikasi dua arah.
Guru bisa memasukkan semua materi pelajarannya ke dalam blog dengan cara
yang lebih menarik, dan para siswa diminta untuk membaca materi pelajaran yang
sudah dituliskan dalam blog guru. Blog dapat dijadikan sarana meningkatkan kreativitas
menulis, dan budaya membaca peserta didik. Hal ini sesuai dengan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) TIK SMP yaitu menggunakan Internet untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat.
Selain memasukkan materi pembelajarannya, para guru dapat juga membuat
soal-soal di dalam blog, dan siswa diminta untuk menjawabnya melalui bagian
komentar yang dimoderasi oleh guru sebagai pengelola blog. Dengan begitu,
setiap jawaban soal dari siswa tidak bisa dilihat dan dibaca siswa lainnya
sebelum dimoderasi oleh guru sebagai admin blog.
Berdasarkan kenyataan di atas, untuk
membuat ujian tertulis atau test online, maka perlu dipikirkan efektivitas
pemanfaatannya, cara penyajian, dan model pembelajaran TIK pada pembuatan
soal-soal online di blog. Blog di
internet memungkinkan setiap siswa dapat berpatisipasi aktif dalam
pembelajaran, karena bahan ajar dengan menggunakan media blog di internet
dikemas dalam bentuk interaktif, dan bersifat edukatif di dalam blog yang
dikelola oleh guru. Terjadilah interaksi antara siswa dan guru melalui blog di
internet. Kreativitas menulis siswa dalam menjawab soal teori akan terlihat,
dan meningkat seiring dengan pemahamannya terhadap materi yang diberikan. Guru
yang semula sebagai penyampai pengetahuan, dan sumber informasi, sekarang
bertambah menjadi fasilitator pembelajaran, kolaborator, dan mitra. Siswa
berubah dari penerima informasi pasif menjadi penerima informasi aktif dengan
cara menuliskannya di blog. Siswa pun menjadi mampu mendemonstrasikan akses internet sesuai
dengan prosedur yang ada dalam Kompetensi Dasar (KD) TIK di SMP.
B.
Rumusan Masalah:
Bagaimanakah efektivitas pemanfaatan blog di
internet sebagai media test online dalam meningkatkan kreativitas
menulis siswa?
C.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup permasalahan dalam penelitian ini
dibatasi sebagai berikut:
1. Melihat efektivitas
pemanfaatan blog sebagai media test
online dalam bentuk essay guna
melihat daya tangkap, dan kreativitas menulis siswa dalam pemahaman materi yang
telah diberikan sehingga membangun karakter siswa yang mandiri.
2. Penelitian
ini dilakukan pada siswa kelas VIII-C SMP Labschool Jakarta tahun pelajaran
2010 – 2011. Siswa kelas tersebut telah menerima materi internet pada pelajaran
TIK.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat efektivitas pemanfaatan
blog di internet sebagai media test online dalam meningkatkan kreativitas
menulis siswa kelas VIII-C di SMP Labschool Jakarta.
E. Manfaat penelitian
Bagi Siswa:
1. Siswa mampu memanfaatan blog di internet sebagai
media test online dalam meningkatkan kreativitas menulis
2. Siswa menjadi semakin senang
belajar TIK, dan tidak perlu lagi menjawab soal-soal dengan cara offline, karena semua soal dijawab
dengan cara online melalui blog.
3. Ikut mengkampanyekan
gerakan “Go Green Technologi” yang
saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah dengan menghemat penggunaan kertas.
Bagi Guru:
1. Melihat efektivitas pemanfaatan blog di internet sebagai media
test online dalam meningkatkan kreativitas menulis siswa dan plus
minusnya dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan
kompetensi guru dalam merancang model-model pembelajaran berbasis online yang
kreatif dan inovatif
3. Memperluas wawasan
guru mengenai penelitian tindakan kelas (PTK) dan pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi dalam proses pembelajaran di kelas.
Bagi
Sekolah:
1. Menghemat biaya
pembelian kertas dan foto copy soal-soal ujian tertulis.
2. Terobosan baru bagi
sekolah untuk turut mengkampanyekan Go Green
Technologi di sekolah.
3. Meningkatkan
kualitas pembelajaran dan kreativitas menulis siswa kelas VIII SMP Labschool
Jakarta pada mata pelajaran TIK.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Efektivitas
Efektivitas berasal dari bahasa inggris
yaitu Effective yang berarti
berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas menunjukan taraf tercapainya suatu
tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu mencapai tujuannya. Secara
ideal efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti,
misalnya usaha X adalah 60% efektif dalam mencapai tujuan Y. Komaruddin
(1994:294) juga mengungkapkan efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan
tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.
Di
dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas berasal dari kata
efektif yang berarti mempunyai efektif, pengaruh atau akibat, atau efektif juga
dapat diartikan dengan memberikan hasil yang memuaskan. Efektivitas adalah
pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari
serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa
pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai
contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah
ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Dari uraian diatas
dapat dijelaskan kembali bahwa efektivitas merupakan keterkaitan antara tujuan
dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang
dinyatakan dengan hasil yang dicapai.
Proses
belajar mengajar atau pembelajaran yang ada di sekolah, sudah barang tentu mempunyai target pembelajaran
yang harus dicapai oleh setiap guru mata pelajaran, dan didasarkan pada
kurikulum yang berlaku pada saat itu. Bahan
ajar yang banyak terangkum dalam kurikulum tentunya harus disesuaikan dengan
waktu yang tersedia pada hari efektif yang ada pada tahun ajaran tersebut.
Itulah sebabnya efektivitas sangat penting dalam sebuah pembelajaran agar
terlihat target yang dicapai. Didalam proses belajar mengajar banyak faktor
yang mempengaruhi terhadap berhasilnya sebuah pembelajaran, antara lain
kurikulum, daya serap, presensi guru, presensi siswa, dan prestasi belajar.
Dengan demikian efektivitas sangat penting dilakukan agar pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para guru.
B. Hakekat Blog
Akhir-akhir
ini, keberadaan blog telah menjadi kebutuhan bahkan gaya hidup sebagian
masyarakat. Kegiatan blogging telah menjamur di mana-mana dari berbagai
kalangan dan setiap elemen masyarakat. Entah itu hanya sebagai buku harian,
ungkapan opini, ide, kreativitas menulis hingga untuk meraup penghasilan lebih
dari berbagai macam bisnis dunia maya.
Blog, adalah istilah dalam dunia maya yang sangat
dikenal oleh para penggiat IT. Kata Blog berasal dari kata weblog yang
diperkenalkan pertama kali sejak tahun 1998 oleh Jhon Barger. Dia memberi nama
Weblog untuk menspesifikasikan istilah website yang bersifat pribadi dan sering
di update dari waktu ke waktu.
Dengan kata lain blog itu adalah website yang bersifat
personal, yang memuat opini personal dan hal-hal lain yang merupakan
aktualisasi diri pembuatnya secara personal yang ingin ia kabarkan pada
komunitas global. Meskipun
personal, isinya bisa dinikmati siapa saja darimana saja dan kapan saja. Blog
sangat banyak diminati oleh para penggiat di dunia maya karena bisa menjadi
rumah kedua untuk menyalurkan hobi bahkan promosi.
Sudah bukan
rahasia lagi kalau blog saat ini semakin digemari oleh masyarakat, dari
kalangan terpelajar, eksekutif bahkan masyarakat biasa. Untuk memiliki blog
sangat mudah dan murah, bahkan gratis. Banyak blog-blog gratis yang
disediakan di internet, antara lain: wordpress.com, blogspot.com,
weblog.com, multiply.com, dll. Untuk membuat dan mengelolanya-pun sangat
mudah. Hanya dengan waktu 15-30 menit para calon blogger dipastikan memiliki
blog dan dapat mengelolanya sesuai keinginan.
Pesatnya
perkembangan blog di Indonesia tentunya menjadi inpirasi baru bagi para
penggiat pendidikan khususnya guru. Banyak guru yang sudah memanfaatkan media
ini sebagai media dan pusat belajar di sekolah. Hal ini cukup efektif karena
jumlah pengguna internet di Indonesia cukup signifikan, dan mayoritas digunakan
oleh para pelajar. Jika teknologi dapat di adaptasi menjadi media dan sumber
belajar, tentunya akan sangat membantu guru dan para siswa dalam mengajar dan
belajar di sekolah. Banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan blog
sebagai media dan sumber belajar guru dan siswa, tentunya para guru dapat
mencoba menerapkan media tersebut. Karena memiliki blog artinya memiliki
rumah maya yang bermanfaat untuk orang lain (Jasmansyah, 2011).
C. Hakekat Test Online
Dengan semakin
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK), ujian tertulis atau tes
tidak lagi dilakukan secara offline atau
biasa. Banyak tenaga pengajar yang
menggunakan blog sebagai media test online.
Dengan media test online para
pengajar dimudahkan dalam pengoreksian, dan juga penilaiannya.
Tes tulis adalah tes diaman soal dan jawaban yang
diberikan kepada siswa dalam bentuk bahan tulisan. Tes
tulis/tes hasil belajar digunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten atau materi
tertentu. Tes tertulis juga digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Badarudin, 2011).
Test
online adalah suatu ujian tertulis
yang dilaksanakan secara online
melalui komputer dan internet. Salah satu contoh pengajar yang telah
menggunakan test online ini adalah Drs. Sjafriel
Salim (2006), MPS Comm dalam mata kuliah Penulisan Naskah Public Relations, dan untuk pertama kalinya
menggunakan blogspot untuk perkuliahan online di blog url http://dosenpnpruii.blogspot.com/
dan http://tugaspnpr.blogspot.com/.
Dari hasil wawancara interaktif
dengan beliau melalui blog kompasiana.com, dosen tersebut merasakan kenikmatan
tersendiri menggunakan blog sebagai bahan perkuliahan dan test online para
mahasiswanya. Terjadilah interaksi antara pengajar dengan peserta didiknya.
Dosen membuat soal-soal test online, dan mahasiswa menjawab soal teori di blog
dosen. Lalu dosen memberikan penilaian dari jawaban soal para mahasiswa setelah
dimoderasi olehnya.
D. Hakekat Kreativitas
Menulis
Kreativitas adalah daya cipta dan kemampuan untuk menciptakan
sesuatu dari tidak ada menjadi ada. Biasanya, kreativitas akan memunculkan
inovasi, yaitu kemampuan untuk memperbaharui hal-hal yang telah ada. Bila
kreativitas itu daya atau kemampuan, maka inovasi itu hasil atau produk.
Menurut Conny R. Semiawan (2005), kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi
gagasan baru yang menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik
dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun
non aptitude, baik dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Pengertian kreativitas
menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan
untuk mengkombinasikan, memecahkan/menjawab masalah, dan cerminan kemampuan
operasional anak kreatif (Utami Munandar, 2002).
Menulis adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan atau ide ke dalam bentuk
tulisan. Sayangnya, kebiasaan yang baik ini kurang diminati oleh siswa. Hernowo
(2005) mengatakan bahwa percaya atau tidak,
semua orang bisa menjadi penulis. Di suatu tempat di dalam diri setiap manusia
ada jiwa unik yang berbakat yang mendapatkan kepuasan mendalam karena
menceritakan suatu kisah, menerangkan bagaimana melakukan sesuatu, atau sekedar
berbagi rasa dan pikiran.
Sebenarnya dalam proses pembelajaran, mata pelajaran apa pun, ada kegiatan-kegiatan yang menuntut siswa untuk menulis. Menjawab pertanyaan pemahaman secara tertulis berkaitan dengan topik bahasan, membuat catatan sendiri, membuat rangkuman atau membuat laporan adalah kegiatan-kegiatan menulis yang biasa dilakukan di dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran. Jadi menulis bukanlah domain mata pelajaran bahasa Indonesia saja. Menulis jawaban soal teori secara online adalah salah satu contohnya.
Guru pun dituntut untuk meningkatkan kemampuan menulis. Tulisan guru dapat dijadikan contoh atau model menulis bagi siswa. Dengan melakukan sendiri kegiatan menulis, guru akan memiliki empati terhadap siswa, merasakan kesulitan sebagaimana yang dialami siswa. Penyerapan ilmu yang diajarkan kepada siswa melalui soal essay harus mampu membuat siswa berpikir tingkat tinggi (walau diperlukan kejelian dan jam terbang guru tersebut untuk mengantisipasi copy and paste). Sistem penilaiannya pun harus pula memakai sistem online jadi grade yang diberikan kepada siswa bisa transparan dilihat.
Sebenarnya dalam proses pembelajaran, mata pelajaran apa pun, ada kegiatan-kegiatan yang menuntut siswa untuk menulis. Menjawab pertanyaan pemahaman secara tertulis berkaitan dengan topik bahasan, membuat catatan sendiri, membuat rangkuman atau membuat laporan adalah kegiatan-kegiatan menulis yang biasa dilakukan di dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran. Jadi menulis bukanlah domain mata pelajaran bahasa Indonesia saja. Menulis jawaban soal teori secara online adalah salah satu contohnya.
Guru pun dituntut untuk meningkatkan kemampuan menulis. Tulisan guru dapat dijadikan contoh atau model menulis bagi siswa. Dengan melakukan sendiri kegiatan menulis, guru akan memiliki empati terhadap siswa, merasakan kesulitan sebagaimana yang dialami siswa. Penyerapan ilmu yang diajarkan kepada siswa melalui soal essay harus mampu membuat siswa berpikir tingkat tinggi (walau diperlukan kejelian dan jam terbang guru tersebut untuk mengantisipasi copy and paste). Sistem penilaiannya pun harus pula memakai sistem online jadi grade yang diberikan kepada siswa bisa transparan dilihat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (PTK) model Kurt
Lewin (Wijaya Kusumah:2008). Untuk lebih jelasnya siklus kegiatan dengan
desain PTK model Kurt Lewin, adalah sebagai berikut:
Siklus PTK Model Kurt Lewin
Sebelum dilaksananakan penelitian, maka
peneliti menyusun tahapan-tahapan kegiatan dalam PTK ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Tahapan perencanaan tindakan
perbaikan (Planning)
a)
Pembuatan disain pembelajaran yang memuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh pimpinan
sekolah.
b)
Persiapan sarana dan prasarana penelitian
yang meliputi;
- Penyediaan komputer yang tersambung ke jaringan internet
- Pembuatan soal-soal tes online dalam bentuk essay di blog guru dengan alamat url: http://wijayalabs.com
c)
Indikator kinerja
Sebagai
tolak ukur keberhasilan, siswa dapat menuliskan jawabannya di bagian komentar
blog guru yang terlebih dahulu dimoderasi. Guru membaca jawaban soal siswa, dan
mencatat hasilya ke dalam data PTK.
2. Tahapan pelaksanaan tindakan (acting)
Pembelajaran
TIK tetap dilaksanakan sesuai dengan materi TIK yang direncanakan oleh guru
sesuai program semester yang mengacu pada SKL.
3. Tahapan pengamatan (Observing)
a)
Pembuatan instrumen penelitian atau kuesioner
yang dibuat oleh guru
b)
Pengumpulan data penelitian dari mulai siklus
pertama s.d. siklus terakhir.
c)
Seluruh data tercatat dalam bentuk tabel data
PTK
4. Tahapan Refleksi
Pada tahapan ini, peneliti melakukan beberapa
proses dalam pencapaian tahapan refleksi dan selalu berdiskusi dengan teman
sejawat sesama pengajar TIK untuk
mendapatkan masukan yang bermanfaat.
B. Kondisi Awal Subjek yang Diteliti
Siswa kelas VIII biasa mengerjakan soal-soal
tes tertulis dengan cara offline atau
menggunakan kertas ulangan, dengan PTK ini guru mencoba melakukan tes tertulis
dengan cara online menggunakan blog.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data di lakukan dengan tehnik
wawancara, dan mengobservasi jawaban siswa di blog yang berlangsung selama 2
bulan, dimulai pada awal Mei 2011 dan berakhir pada bulan Juni 2011.
Pengumpulan hasil wawancara dilakukan dengan
membaca jawaban wawancara yang dikirimkan melalui email guru, dan observasi
jawaban siswa dilakukan dengan membaca langsung jawaban tulisan siswa di blog. Mereka yang menjawab benar
akan mendapatkan nilai 100 dari 20 soal, dimana setiap soal bernilai point 5.
Jadi nilainya = 5 x 20 menjadi 100. Dari nilai itulah akan terlihat peningkatan
kreativitas menulis siswa.
D. Analisis Data
Data
yang terkumpul melalui pengamatan dianalisis. Data tersebut tentang perubahan
hasil belajar dan kreativitas menulis siswa melalui tes maupun catatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Setelah hasil data tulisan atau jawaban siswa
dimasukkan dalam data PTK, maka peneliti melakukan diskusi dengan rekan sejawat
tentang hasil yang sudah didapat. Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan dan
hambatan yang dijumpai pada saat melakukan tindakan. Bila hasilnya belum
memuaskan, maka guru akan memperbaikinya di siklus berikutnya.
Analisis data dimulai dari perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi, peneliti akan mengetahui prosedur
pembelajaran atau pemanfatan blog sebagai media test online yang dilakukan sudah berhasil atau belum. Bila belum
memuaskan hasilnya, peneliti mengulanginya lagi di siklus berikutnya. Dengan
begitu hasil penelitian yang dilakukan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan,
dan diharapkan hasil penelitian akan mudah dipahami oleh siapa saja karena
jelas deskripsinya.
Indikatornya mudah saja, bila ditemukan para
siswa mampu menjawab soal dengan benar sesuai dengan apa yang diharapkan, maka
siswa tersebut telah memahami materi dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari
nilai teori yang didapatkan siswa meningkat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi siklus PTK selama 2 bulan (Mei s.d. Juni 2011) dalam memanfaatkan
blog sebagai media test online siswa,
hasilnya guru mendapatkan jawaban soal teori dari siswa yang beragam, namun
intinya sama, dan dapat dimengerti. Mereka menulis dari apa yang telah dipahami.
Dalam hal ini guru tidak meminta untuk menghafal materi, tetapi memahami
materi. Hal itu ditujukan agar terlihat siswa mana yang benar-benar sudah
memahami materi dengan baik dan benar.
Ulangan teori pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak lagi menggunakan kertas ulangan, tetapi
langsung dijawab oleh siswa melalui media blog di bagian komentar. Semua
komentar dimoderasi terlebih dahulu oleh guru, sampai seluruh siswa menjawab
semua pertanyaan secara tertulis. Hal ini dilakukan untuk memperkecil usaha copy and paste jawaban siswa. Dengan
begitu pemanfaatan media online untuk
meningkatkan kreativitas menulis siswa kelas VIII-C SMP Labshool Jakarta dapat
tercapai.
Soal di blog tidak dituliskan dalam
bentuk pilihan ganda, tetapi dalam bentuk soal essay atau uraian agar para siswa dapat menulis jawabannya
sendiri sesuai dengan kemampuan berpikirnya masing-masing. Guru menemukan
tulisan yang beragam dari jawaban siswa tersebut. Ada yang menuliskannya secara
singkat, padat, dan ada yang panjang lebar. Hal itu akan memperlihatkan kreativitas menulis siswa yang sudah memahami
materi dengan baik dan benar.
Dari jawaban soal teori para siswa tersebut,
guru pun menjadi tahu, siswa mana yang sudah memahami materi, dan siswa mana
yang belum memahami materi dengan baik, dan benar. Guru mengetahuinya setelah
membaca tulisan atau jawaban siswa satu persatu di blog. Rata-rata hampir 100%
siswa menjawab dengan benar dari 40 siswa yang mengikuti tes.
Ternyata, menggunakan blog sebagai media
untuk melakukan test online memberi
manfaat tersendiri. Guru menjadi lebih kreatif, dan inovatif dalam
mengembangkan pembelajarannya. Pemakaian kertas ulangan yang telah disiapkan
oleh sekolah dapat dikurangi, dan tanpa disadari guru telah mengkampanyekan
program “go green technology”. Biasanya,
guru akan membuat soal teori sebanyak 5 lembar. Bila siswanya 40 dikalikan 6
kelas, maka 240 dikalikan 5 sama dengan 1200 lembar. Bila 1 rim kertas isinya
500 lembar, maka diperlukan 4 rim kertas untuk soal teori.
Setelah sebanyak dua
kali guru melakukan test online
menggunakan blog pribadi di http://wijayalabs.com, guru menemukan
kepuasan dalam pembelajaran. Hasil ulangan atau pekerjaan siswa dapat
terdokumentasi dengan baik. Gurupun merasakan manfaat tersendiri menggunakan
blog di internet sebagai media pembelajaran berbasis TIK. Guru senang, siswa
pun senang, dan terjadilah proses pembelajaran yang menyenangkan.
Guru tak perlu
pusing-pusing lagi mengoreksi jawaban siswa yang terkadang sulit dibaca karena
tulisannya jelek. Guru juga tak perlu lagi menumpuk hasil ulangan siswa di meja
kerja. Gurupun lebih mudah mengetahui siswa mana yang belum ikutan ulangan.
Disamping itu, guru menjadi tahu alamat blog siswa, dan melakukan kunjungan
balasan dengan melihat, dan membaca tulisan mereka, serta memberikan komentar.
Pemanfaatan blog
sebagai media pembelajaran tidak diragukan lagi efektivitasnya. Tinggal
bagaimana para guru mampu memanfaatkannya sebagai media pembelajaran online. Guru dan siswa dapat
berinteraksi melalui blog. Merekapun akhirnya saling terkoneksi di dunia Maya.
Guru dan siswa sama-sama belajar dengan aktif. Terjadilah proses pembelajaran
aktif atau biasa dikenal dengan istilah active
learning.
Dari wawancara
tertulis yang dilakukan melalui angket, hampir semua anak-anak setuju bila tes tertulis
dilakukan melalui blog, karena dapat menghemat kertas dan waktu serta energi
untuk menulis. Walaupun menurut mereka yang berpikir sempit, kesempatan
mencontek menjadi lebih besar. Bagi mereka yang malas berpikir, akan langsung copy and paste atau copas saja jawaban
teman. Padahal guru akan segera tahu kalau mereka copas. Sebab mereka yang
copas biasanya menulis sama persis. Disitulah kejujuran akan terlihat, dan
karakter siswa dapat diarahkan untuk selalu berbuat jujur. Gurupun akhirnya
lebih teliti lagi dalam mengawasi pekerjaan mereka.
Berdasarkan hasil
wawancara, test online melalui blog
lebih menarik, dan interaktif daripada menggunakan soal-soal yang berupa
lembaran kertas. Merekapun langsung dapat mencari informasi di internet bila
ada pertanyaan yang sulit dijawab melalui mesin pencari Google. Terjadilah
proses ekplorasi mencari informasi di internet. Dari pencarian itu, mereka
dapat menemukan jawabannya dan mengembangkannya sendiri dengan bahasa mereka.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama
dilaksanakan pada bulan Mei 2011, dan siklus kedua dilaksanakan pada bulan Juni 2011. Pada
siklus pertama, guru membuat soal essay
sebanyak 20 soal, dan pada siklus kedua guru membuat soal sebanyak 10 soal
essay. Hasil jawaban siswa atau komentar siswa dalam menjawab soal dapat
dilihat dalam lampiran yang kami sisipkan dalam file tersendiri. (Terlampir).
B. Pembahasan Siklus PTK
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menunjukkan bahwa efektivitas pemanfaatan blog di internet
sebagai media test online dalam meningkatkan kreativitas menulis
siswa sudah sesuai dengan harapan guru sebagai peneliti. Hal ini dapat terlihat
dari deskripsi siklus yang kami laporkan berikut ini.
1. Pelaksanaan Siklus 1 (pertama)
1.1. Perencanaan
tindakan (Planning)
a)
Guru membuat disain pembelajaran yang memuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus yang telah disetujui oleh
pimpinan sekolah.
b)
Guru mempersiapkan sarana dan prasarana
penelitian yang meliputi;
§ Penyediaan
komputer PC yang tersambung ke jaringan internet
§ Pembuatan
soal-soal tes online dalam bentuk essay di
blog guru dengan alamat url: http://wijayalabs.com
Gambar Blog guru di http://wijayalabs.com
d)
Indikator kinerja
Sebagai
tolak ukur keberhasilan ini adalah siswa dapat menuliskan jawabannya di bagian
komentar blog guru yang terlebih dahulu dimoderasi. Guru membaca jawaban soal
siswa, menilai, dan mencatat hasilnya ke dalam data PTK. Jawaban soal yang
dituliskan akan memperlihatkan kreativitas menulis siswa.
1.2. Pelaksanaan atau tindakan (acting)
Pembelajaran
TIK tetap dilaksanakan sesuai dengan materi TIK yang direncanakan oleh guru
sesuai program semester yang mengacu pada SKL. Dalam materi penelitian ini
adalah Photoshop. Siswa diuji dalam bentuk ujian praktik dan ujian tertulis.
Ujian praktik dilaksanakan tersendiri, dan ujian teori tertulis dilaksanakan
setelah ujian praktik.
Dalam
siklus pertama ini, Guru membuat soal-soal teori photoshop di blog, dan siswa
diminta menjawab 20 pertanyaan atau soal dalam bentuk essay atau uraian. Jawaban
siswa akan dimoderasi oleh guru sehingga ketahuan mana yang lebih dahulu
selesai mengerjakan, dan mereka tak bisa melihat pekerjaan orang lain. Soal-soal
itu adalah sebagai berikut:
Soal-soal teori
Adobe Photoshop CS 4
- Photo Shop adalah sebuah program yang di gunakan untuk………..
- Untuk menggabungkan gambar yang berbeda, antara 1 gambar dengan gambar yang lainnya menggunakan perintah……..
- Jelaskan antar muka terbaru Photo Shop CS 4 ?.
- Jelaskan langkah-langkah membalik dan memutar dan gambar ?.
- Jelaskan apa yang di maksud dangan undo dan history!
- Apa yg dimaksud dgn modifikasi warna dan pencahayaan photo ?
- Apa yg di sebut dgn photo filter ?
- Apa yg di sebut dgn crop Tool ?
- Bagaimana cara menghilangkan photo berjerawat dari gambar wanita yg jerawatnya banyak menjadi berwajah cantik dan mulus pipinya ?
- Apa yg di maksud dgn magic wand Tool ?
- Apa yg di maksud dgn quick mask mode ?
- Apa yg disebut dgn blending mode ?
- Apa yg disebut dgn layer mask ?
- Apa yg disebut dgn elliptical marquee tool ?
- Jelaskan langkah langkah mengecilkan kapasitas gambar dari photo biasa menjadi kecil kapasitasnya ke dalam blog pribadi kamu yg ada di internet!
- Apa yg menarik dari Adobe photsop CS4 menurut kamu ?
- Apa yg disebut dengan Clone Stamp Tool dan Clone Source ?
- Apa yg disebut dgn Healing brush Tool ?
- Apa yg disebut dgn Sharpen dan Blur Tool ?
- Apa yg disebut dgn Color Range ?
Setelah semua siswa
menjawab soal, barulah guru membuka moderasi, dan menampilkannya di blog. Dari
situ siswa bisa melihat jawaban mereka masing-masing. Bagi mereka yang sudah
mengisi, tidak diperkenankan untuk mengulanginya lagi, karena test online dilaksanakan hanya satu kali, dan
siswa tidak diperkenankan mengerjakan kembali bila sudah mengisinya.
1.3. Pengamatan (Observing)
a)
Guru membuat instrumen penelitian atau
kuesioner yang dibuat sendiri. Lalu membagikan angket kepada siswa untuk
mengisinya. Dari hasil angket yang dibuat guru, hampir 100% siswa menyukai tes online daripada test offline.
Hal ini diketahu setelah guru membagikan
angket kepada mereka, dan membacanya melalui email.
b)
Guru mengumpulkan data penelitian pada siklus
pertama ini. Data itu dikumpulkan dari
jawaban siswa yang tertulis dalam blog
c)
Seluruh data hasil jawaban siswa tercatat
dalam bentuk data PTK
1.4. Tahapan Refleksi
Pada siklus pertama ini, peneliti melakukan refleksi
dari proses pelaksanan dan pengamatan. Hasilnya didiskusikan dengan teman
sejawat sesama pengajar TIK untuk
mendapatkan masukan yang bermanfaat. Setelah mendapatkan masukan, dan data
pelaksanaan di siklus pertama, peneliti merasa perlu mengulanginya lagi di
siklus kedua dengan soal yang lebih sedikit dari soal yang pertama. Dengan
jumlah siswa sebanyak 38 orang, guru sebagai peneliti menemukan bahwa mereka
yang memahami materi akan cepat sekali dalam menjawab materi. Kreativitas menulisnya terlihat dengan jelas
dari cara menuliskannya.
2. Pelaksanaan Siklus 2 (kedua)
2.1. Perencanaan tindakan (Planning)
a)
Guru membuat kembali disain pembelajaran yang
memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus yang telah disetujui
oleh pimpinan sekolah.
b)
Guru kembali mempersiapkan sarana dan
prasarana penelitian yang meliputi;
o Penyediaan
komputer yang tersambung ke jaringan internet
o
Pembuatan soal-soal tes online dalam bentuk essay
sebanyak 10 soal teori di blog guru
dengan alamat url: http://wijayalabs.com
c)
Indikator kinerja
Sebagai
tolak ukur keberhasilan di siklus kedua ini adalah siswa dapat menuliskan
jawabannya dengan benar di bagian komentar blog guru yang terlebih dahulu
dimoderasi. Guru membaca jawaban soal siswa, dan mencatat hasilnya ke dalam
data PTK.
2.2. Pelaksanaan atau tindakan (acting)
Pembelajaran
TIK tetap dilaksanakan sesuai dengan materi TIK yang direncanakan oleh guru
sesuai program semester yang mengacu pada SKL. Dalam materi penelitian ini
adalah Photoshop Lanjutan. Siswa diuji dalam bentuk ujian praktik dan ujian
tertulis. Ujian praktik dilaksanakan tersendiri, dan ujian tertulis
dilaksanakan setelah ujian praktik.
Dalam
siklus kedua ini, Guru membuat soal-soal teori photoshop di blog, dan siswa
diminta menjawab 10 pertanyaan atau soal dalam bentuk essay atau uraian. Jawaban
siswa akan dimoderasi oleh guru sehingga ketahuan mana yang lebih dahulu
selesai mengerjakan, dan mereka tak bisa melihat pekerjaan orang lain. Kali ini
jumlah siswa yang mengikuti tes online diperbanyak lebih dari satu kelas.
Seluruh siswa kelas VIII diwajibkan mengikuti tes online ini. Seluruhnya berjumlah 155 orang siswa. Namun fokus
penelitian tetap dilakukan di kelas VIII-C yang berjumlah 38 orang siswa.
Apakah yang dimaksud dengan:
1. Filter Liquify
2. Filter Blur
3. Filter Gallery
4. Application Bar
5. Rotate View Tool
6. Mas Panel
7. Content Aware Scaling
8. Vibrance
9. Fill Tool
10. Pen Tool
Tuliskan jawaban kamu di kolom
komentar, dan akan saya moderasi sampai semua siswa menyelesaikan jawabannya. Jangan
lupa menuliskan nama lengkap, kelas, dan no absen di bagian komentar.
Setelah semua siswa
menjawab soal, barulah guru membuka moderasi, dan menampilkannya di blog. Setelah
guru membuka moderasi, barulah siswa bisa melihat jawaban mereka masing-masing.
Bagi mereka yang sudah mengisi, tidak diperkenankan untuk mengulanginya lagi,
karena test online dilaksanakan hanya satu kali, dan siswa tidak diperkenankan
mengerjakan kembali bila sudah mengisinya. Bila ada jawaban yang dobel, guru
sebagai moderator akan menghapus salah satunya.
2. 3. Pengamatan (Observing)
a)
Guru membuat kembali instrumen penelitian
atau kuesioner lanjutan yang dibuat sendiri oleh guru untuk mewawancarai siswa.
Lalu guru membagikan angket kepada siswa untuk mengisinya. Mereka diminta
mengirimkan jawabannya melalui email. Dari hasil angket yang dibuat guru, hampir
100% siswa menyukai tes online daripada
test offline. Hal ini diketahui setelah
guru membagikan angket kepada mereka. Merekapun memberikan kritik dan saran
kepada guru untuk memperbaiki kinerjanya.
b)
Guru mengumpulkan data penelitian pada siklus
kedua ini. Data itu dikumpulkan dari
jawaban siswa yang tertulis dalam blog guru.
c)
Seluruh data hasil jawaban siswa tercatat
dalam bentuk data PTK siklus kedua.
2. 4. Refleksi
Pada siklus kedua ini, peneliti melakukan
refleksi diri dari proses pelaksanan dan pengamatan. Hasilnya didiskusikan
dengan teman sejawat sesama pengajar TIK
untuk mendapatkan masukan yang bermanfaat. Setelah mendapatkan masukan
dan data pelaksanaan di siklus pertama, peneliti merasa perlu mengulanginya
lagi di siklus ketiga dengan soal yang lebih banyak dari soal yang kedua.
Dengan jumlah siswa sebanyak 155 orang di kelas VIII, dan 38 siswa diantaranya
ada di kelas VIII-C, guru sebagai peneliti menemukan bahwa mereka yang memahami
materi akan cepat sekali dalam menjawab materi. Kreativitas menulisnya terlihat
dengan jelas dari cara menuliskannya. Sebenarnya, guru ingin sekali melanjutkan
ke siklus ketiga agar mendapatkan kepuasan dalam penelitian. Namun sayangnya,
guru tak bisa melanjutkan PTK di siklus ketiga, karena terbatasnya waktu, dan
siswa sudah harus mengikuti ujian akhir kenaikan kelas (UKK). Selain itu, PTK
ini lebih difokuskan untuk melihat peningkatan kreativitas menulis siswa di
kelas VIII-C melalui efektivitas pemanfaatan blog sebagai media test online.
C. Analisis Data Siklus pertama dan kedua
Setelah
hasil data tulisan siswa dimasukkan ke dalam tabel data PTK, maka peneliti
melakukan diskusi dengan rekan sejawat tentang hasil yang sudah didapat. Diskusi
meliputi keberhasilan, kegagalan dan hambatan yang dijumpai pada saat melakukan
tindakan. Dari hasil
analisis data setiap siklus ini, maka dapat dilihat analisisnya sebagai
berikut:
Analisis Siklus I
|
Analisis Siklus II
|
·
Pada siklus pertama ini, peneliti melakukan
refleksi dari proses pelaksanan, dan pengamatan.
·
Dari masukan dan data pelaksanaan di siklus
pertama, peneliti merasa perlu mengulanginya lagi di siklus kedua dengan soal
yang lebih sedikit dari soal yang pertama.
·
Dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang, guru
sebagai peneliti menemukan bahwa mereka yang memahami materi akan lebih cepat
sekali dalam menjawab materi. Kreativitas menulisnya terlihat dengan jelas dari cara
menuliskannya.
·
Soal teori dalam bentuk uraian dengan
jumlah siswa yang sedikit akan memudahkan guru dalam memberikan penilaian dan
waktu mengoreksi dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.
·
Jumlah soal yang berjumlah 20 soal terlalu
banyak dalam menjawab soal essay. Soal yang banyak membutuhkan waktu guru
untuk mengoreksi hasilnya.
|
·
Pada siklus kedua ini, peneliti melakukan
refleksi kembali dari proses pelaksanan, dan pengamatan.
·
Dari masukan dan data pelaksanaan di siklus
pertama, sebenarnya peneliti merasa perlu mengulanginya lagi di siklus ketiga
dengan soal yang lebih banyak dari soal yang kedua.
·
Dengan jumlah siswa sebanyak 155 orang,
guru sebagai peneliti menemukan bahwa mereka yang memahami materi akan cepat
sekali dalam menjawab materi. Hanya saja diperlukan waktu yang cukuplama
dalam membaca jawaban siswa.
·
Soal teori dalam bentuk uraian dengan siswa
yang terlalu banyak membuat waktu guru habis untuk mengoreksi jawaban siswa.
Guru harus pandai mengatur waktu agar mampu mengoreksi jawaban seluruh siswa.
·
Sebaiknya soal essay tidak lebih dari 10
soal agar memudahkan guru dalam mengoreksi jawaban siswa, dan memudahkan guru
dalam melihat peningkatan kreativitas menulis siswa melalui blog.
|
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
1.
Efektivitas pemanfaatan blog di internet
sebagai media test online dalam meningkatkan kreativitas menulis
siswa dapat dilakukan bila para guru mengamati secara langsung proses
pembelajaran yang dilakukan. Kreativitas
menulis dapat ditingkatkan dengan cara test online
dalam bentuk uraian. Dengan begitu, siswa yang telah memahami materi akan bisa
menguraikannya dengan cara tertulis.
2.
Tes online melalui blog lebih menarik, dan
interaktif daripada menggunakan tes secara tertulis (offline). Merekapun langsung dapat mencari informasi di internet
bila ada pertanyaan yang sulit dijawab melalui mesin pencari Google. Terjadilah
proses ekplorasi mencari informasi di internet. Dari pencarian itu, mereka
dapat mengembangkannya sendiri dengan bahasa mereka.
3.
Blog di internet memungkinkan setiap siswa dapat berpatisipasi
aktif dalam pembelajaran, karena bahan ajar dengan menggunakan media blog di
internet dikemas dalam bentuk interaktif, dan bersifat edukatif di dalam blog
yang dikelola oleh guru. Terjadilah interaksi antara siswa dan guru melalui
blog di internet.
4.
Kreativitas menulis siswa dalam menjawab soal akan terlihat, dan
meningkat seiring dengan pemahamannya terhadap materi yang diberikan. Guru yang
semula sebagai penyampai pengetahuan, dan sumber informasi, sekarang bertambah
menjadi fasilitator pembelajaran, kolaborator dan mitra. Siswa berubah dari
penerima informasi pasif menjadi penerima informasi aktif dengan cara
menuliskannya di blog.
B. Saran
1.
Pemanfaatan blog sebagai media test online siswa akan lebih
berhasil dan efektif bila jumlah siswa di setiap kelasnya tidak terlalu banyak
sehingga memudahkan guru di dalam membaca, mengoreksi, dan memberikan penilaian.
2.
Sebaiknya, tes tertulis dilakukan dalam bentuk tes online sehingga dapat mengurangi biaya
foto copy dan pembelian kertas.
3.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini agar ditindaklanjuti oleh guru
TIK yang lain, demi kesempurnaan proses dan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S,
Sardiman, dkk. 2006. Media
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Betha Sidi, dkk.2002. Pemrograman Web
dengan HTML. Bandung: Informatika.
Craft, Anna. 2000. Membangun Kreativitas Anak.
Depok: Inisiasi Press.
Depdiknas.
2006. Standar Kompetensi Kurikulum TIK
tahun 2006. Jakarta: Depdiknas.
Dryden,
Gordon dan Jeannette Vos. 2000. Revolusi
Cara Belajar. Bandung
Kaifa.
Gerrig, J.
Richard, dkk. 2004. Psychology
and Life. Boston: International
Edition-17th.
Gong
Gola. 2007. Jangan Mau Gak Nulis Seumur
Hidup. Bandung: Maximalis
Hernowo.
2005. Mengubah Sekolah. Bandung: MLC
Kusumah, Wijaya. Mengenal
Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks
Mulyawati, Sri, Menulis,
Keterampilan yang Terabaikan, Koran
Republika. (Rabu, 9 Juli 2008)
Munandar,
Utami. 2002. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
NH, Fairus.
2007. Terampil Menggunakan Internet,
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk SMP, Jakarta: Ganeca.
Nurjadi,
Joko. 2008. Membuat Blog. Jakarta:
Majalah Pcmedia No. 1/2008
Rouf, Irwan. 2007. Panduan
Praktis Mengelola Blog. Jakarta: Mediakita
Salma, Dewi
Prawiradilaga. 2008. Prinsip Disain
Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Sanjaya,
Wina. 2008. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Semiawan,
Conny Semiawan,dkk. 2004. Dimensi Kreatif
dalam Filsafat Ilmu. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Susilana,
Rudi. 2008. Media Pembelajaran.
Bandung: FIP UPI
Sumber Internet:
0 komentar:
Post a Comment