SEJARAH PERKEMBAMBANGAN
PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH ABU DARRIN
Pada
tanggal 25 September 1919 M. pondok pesantren di dukuh Kendal Sumbertlaseh Dander Bojonegoro
mula dirintis dan didirikan oleh seorang ulama’ besar yang bernama K. Abu
Dzarrin. Bangunan yang ada mulanya hanya berupa sebuah Masjid dan merupakan
bangunan yang sudah tua yakni peninggalan penghulu Bojonegoro yang bernama H.
Umar, sementara santri yang ada baru satu atau dua dari desa setempat dan
sekitarnya.
Selang
beberapa lama kemudian oleh beliau didirikan sebuah bangunan dari kayu Jati
yang sederhana yang terdiri dari 7 kamar
sebagai tempat santri yang mukim. Namun semakin hari santri terus
bertambah dan semakin meningkat perkembangannya dan hanya bangunan tersebut
satu-satunya bangunan yang pertama didirikan yakni pada tahun 1922 M.
Namun
pada tahun 1924 M. beliau harus meninggalkan Pondok Pesantren yang dirintisnya
untuk sementara waktu untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5, yakni
melaksanakan ibadah Haji ke-Baitulloh Makkatul Mukarromah dan beliau bermukim
disana selama 2 tahun untuk belajar atau Istifadatil Ilmu pada guru dan Ulama’
besar disana. Pada waktu beliau bermukim di Makkah selama 2 tahun (1924-1926)
yang memegang dan mengelola roda pendidikan para santri dipesantren adalah :
1.
KH.
Ma’sum ( seorang Na’ib di Mantub Lamongan yakni saudara misanan KH. Abu
Dzarrin)
2.
KH.
Basyari ( penghulu Bojonegoro pada waktu itu) Paman dari K. Abu Dzarrin.
Pada
saat beliau kembali dari tanah suci Makkah, semakin banyak perkembangan santri
baik dari daerah Bojonegoro maupun dari daerah-daerah lain. Dan tidak sedikit
diantara para santri yang dulunya pernah manjadi santri beliau sewaktu beliau
membangun mengajar di Pondok Pesantrennya KH. Kholil Bangkalan Madura kira-kira
selama 3 tahun. Dan dari santri beliau ketika membantu mengajar di Pondok
Pesantren Termas Pacitan dibawah kepengasuhan KH. Raden Dimyati dan KH Raden
Mkhfudz serta KH. Abu Dzarrin menetap
dipesantren tersebut kira-kira selama 6 Tahun. Dengan semakin bertambahnya
perkembangan para santri, sudah barang tentu bangunan tersebut tidak memadai
untuk menampung para santri, sehingga beliau berusaha untuk menambah bangunan.
Dan Alhamdulillah terwujud 5 bangunan
yang terdiri 15 kamar. Namun demikian sekalipun sudah terwujud bangunan yang
baru masih juga belum memadahi untuk menampung para santri kerena mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan tidak sedikit sekali santri yang datang dari
luar daerah luar seperti Jawa Timur sendiri, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Barat, Sumatra bahkan juga yang dari luar negeri yakni Singapura sebayak 5
orang, dengan demikian jumlah keseluruan kira-kira sekitar 200 orang.
Pada
tahun 1933 M. mulailah dirintis pendidikan formal yakni madrasah mulai dari
kelas nol besar untuk menampung anak-anak disekitar pesantren dan selama
berjalan kurang lebih 3 tahun, tetapi perkembangan madrasah tersebut belum bisa
berkembang sesuai dengan yang diharapkan, bahkan semakin hari semakin mengalami
kemmunduran karena situasi dan kondisi setempat yang kurang memungkinkan,
sehingga untuk sementara waktu divakumkan atau dihentikan.
Pada
era jaman penjajahan Jepang , Pondok Pesantren mengalami kemunduran, karena banyak
para santri yang meninggalkan Pondok Pesantren akibatnya situasi dan kondisi
pada saat itu kurang menguntungkan bagi keselamatan dan kehidupan para santri.
Namun juga tidak sedikit para santri masih menetap dan bertahan dipesantren
untuk meneruskan belajarnya sekalipun dalam keadaan sangat sulit dan mencengkam.
meskipun situasi dan kondisi pada saat itu sangat rawan dan penuh dengan
kesulitan dan kekurangan akan tetapi kegiatan dan pendidikan di pesantren tetap
berjalan sebagai mana biasa, baik pengajian umum maupun kegiatan – kegiatan
lainnya.
Pada
era Revolusi 1945 M. Pondok Pesantren bukan hanya dihuni oleh para santri namun
juga menjadi pempat alternative oleh para pengungsi atau gerilyawan para
pejuang kemerdekaan melawan Belanda, Pondok Pesantren juga dijadikan benteng
perlawanan pejuang kemerdekaan pada saat itu. Pada masa Revolusi Pondok
Pesntren tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan, namaun juga ikut andil yang
sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Ripublik
Indonesia (NKRI) dari penjajahan. Bertambahnya pejuan-pejuang dari pesantren
adalah berkat pendidikan yang ditanamkan oleh ulama’ dilubuk hati yang sangat
dalam untuk tetap mempertahankan misi yang sangat diajarkan oleh Rosululloha
SAW,yakni “Cinta Tanah Air Adalah Merupakan Sebagian Dari Pada Iman”.
Pada
tahun 1947 M. oleh KH. Dimyati putra KH. Abu Dzarrin madrasah yang dulunya
dibekukan (dihentikan) sementara mulai diteruskan kembali yakni pada saat itu
mulai diteruskan kembali dengan dimulainya pendidikan Madrasah Ibtida’iyah (MI)
dengan nama Madarsah Salafiyah, dan saat itu hanya baru menampung murid
laki-laki. Dan KH. Dimyati berusaha keras sekuat tenaga dan pikiran untuk
mengembangkan Madrasah tesebut agar lebih maju dan berkembang dengan pesat. Akhirnya
berkat usaha keras yang tulus ikhlas beliau dalam memperjuangkan agama Islam
akhirnya Madrasah dapatbertahan sampai sekarang dan semakin hari semakin
berkambang dan semoga selau dalam lindungan dan ridho alloh SWT abadi jaya
sentosa lestari hingga akhir nanti hari kiamat.
Pada
tahun 1950 M. Madrasah tersebut mendapat pengesahan dan piagam dari Departemen
Agama Republik Indonesia. Dan pada tahun 1978 M. piagam tersebut diperbaharui
oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama pada Kantor wilayah Departemen Agama Jawa
Timur dengan setatus terdaftar serta menggunakan kurikulum Departemen Agama
Republik Indonesia. Setelah dibukanya kembali madrasah pada tahun 1947 M.
tempat belajar mengajar adalah sebuah bangunan kecil yang sangat sederhana
(semi sempurna) yang berukuran 7X8 M. dan terdiri dari 2 lokal sedangkan
sebagian murid yang lain menempati serambi Masjid yakni pada tahun 1952 M.
Kemudian
pada tahun 1953 M. mulailah dirintis Madrasah Tsanawiyah (MTs) oleh KH. Dimyati
Bin KH. Abu Dzarrin untuk menampung / melajutkan para murid yang telah tamat
belajar dari tingkat Ibtida’iyah kependidikan yang lebih tinggi. Dan
alhamdulillah semakin hari semakin meningkat, para siswa yang melanjudkan di
Madrasah Tsanawiyah yang diberi nama Madrasah Islam Salafiyah Roudholtul
Ilmiyah ( MISRI), demikian pula di madrasah Tsanawiyah. Dan untuk sementara
saat itu yang ditempatkan di Masjid untuk sementara waktu karena belum
mempunyai gedung, yang sekarang desebut Masjid Jami’ As Salafiyah.
Pada
tahun 1956 M. mengalami peningkatan yang luar biasa jumlah siswa yang tidak
sedikit, sehingga gedung yang sudah ada tidak dapat menampung dari sekian
banyaknya siswa dan santri, maka masing masing terdiri dari 6 kamar yang salah
satunya berada di samping kanan masjid sekaligus sebagai perluasan serambi
masjid yang terdiri dari 6 kamar lainnya hanya untuk tempat santri. Sekaligus
untuk sekolah, sedang yang 6 lainnya digunakan untuk santri sehingga jumlah
gedung saat itu sebanyak 8 gedung yang terdiri dari 46 kamar ditambah sebuah
Masjid dan gedung madrash kecil 2 lokal.
KH.
Abu Dzarrin selain mendidik dan mengajar juga para santri yang menetap di
pesantren, juga mengadakan pengajian rutin yang sifatnya umum untuk kaum dewasa
atau orang tua setiap hari selasa pagi untuk orang laki-laki kurang lebih 200
orang. Sedangkan untuk perempuan pada hari selasa siang yang kurang lebih
sekitar 400 orang, dan juga pengajian rutin selesai sholat Jum’at.
Pada
hari Kamis tanggal 5 Juni 1958 M. KH. Abu Dzarrin dipanggil untuk menghadap
Alloh SWT.(Wafat), yang pada saat itu jumlah santri sekitar 300 santri yang
menetap di pesantren. Sejak saat itu pengasuh dan pengelola Pondok Pesantren
diteruskan oleh putra Laki-laki beliau yang pertama yaitu KH. Dimyati dan
dibantu oleh putra keduanya yaitu KH. Ahmad Nunir Adnan Al Mursyid. Dan sejak
saat itu pula Pondok Pesantren ini diberi nama Abu Dzarrin untuk menghormati
dan mengingat jasa beliau sebagai perintis dan pendiri Pondok Pesantren. Semenjak
KH. Dimyati menggantikan KH. Abu Dzarrin beliau berusaha sekuat tenaga dan
pikiran untuk lebih meningkatkan pendidikan yang berada dipesantren atau yang
berada di Madrasah formal baik dari segi kwalitas maupun kwantitas pendidikan.
Pada
tahun 1959 M. gedung asrama yang sudah tua dan tidak layak huni dibongkar, dan
dibangun kembali gedung yang baru yang terdiri 2 dua buah gedung asrama
bertingkat dengan nama komplek Kapas .serta dibangun pula Musholla yang besar
bagi putra untuk Jama’ah dan belajar mengajar santri putra dan kaum pria
dewasa. dan dibangun sebuah gedung tembok yang terdiri dari 12 lokal kamar termasuk ruang kantor Madrasah.
Pada
tahun 1959 M. beliau juga mendirikan 2 buah banguanan yang terdiri dari 12
kamar dan sebuah Musholla untuk Pondok Pesantren Putri, dan pada saat itu pula
Pondok Pesantren Abu Dzarrin mulai menampung serta mengasuh santri Putri dan
sekaligus membuka dan mendirikan Madrasah Putri baik tingkat Madrasah
Ibtida’iyah (MI) maupun Madrasah Tsanawiyah (MTs). Dan Alhamdulillah akhirnya
banyak pula sntri putri yang menetap dipesantren dan masuk Madrasah.
Pada
tahun 1959 M. KH. Ahmad Munir Ad, AM. Sebagai pembantu pengasuh Pon Pes Abu
Dzarrin mendirikan Madrasah Mu’alimin Mu’alimat ( untuk mendidik calon guru) 4
tahun. Namun sayang karena karena keadaan yang kurang baik pada tahun 1970 M.
Madrasah Mu’alimin Mu’alimat dibubarkan. dan pada tahun 1981/1982 M sebagai
gantinya maka didirikan Madrasah Aliyah baik Putra maupun Putri jurusan agama
dan ditambah juga jurusan IPS. Madrasah aliyah (MA) ,Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Madrasah Ibtida’iyah (MI) semuanya berstatus terdaftar oleh department agama,
dan juga mendapat bimbingan dan bantuan guru negeri pada semua tingkatan dari
departemen agama.
Pada
tahun 1974 M. KH. Dimyati Adnan mendirikan sebuah gedung berukuran 44x8 M. yang
terdiri dari 8 ruang termasuk ruang kantor untuk menampung murid madrasah yang
semakin bertambah, namun juga masih belum memadai, sehingga sebagian siswa
terpaksa masih ada yang menepati gedung dorurot(darurat).
Pada
tahun 1979 M./1980 M. mulai dirintis kembali Taman Pendidikan Kanak –kanak
(namun saat itu masih taraf persiapan) sambil menunggu pembangunan gedung dan
peralatan yang dibutuhkan sebagai tempat belajarnya. Dan pada saat itu pula Madrasah
Aliyah (MA) Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Ibtda’iyah (MI) diberi nama madrasah
Abu Darrin sebab Madrasah tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Abu Dzarrin.
Mulai
tahun 1980 M. pembangunan fisik dilaksanakan secara besar besaran dan bertahap di
bagian utara. Tahap yang pertama direhabilitasi beberapa gedung asrama yang sudah
tua diantaranya ada yang dibongkar total dengan mendirikan 7 bangunan yang
baru. Hal ini bertujuan memenuhi
kebutuhan desakan warga sekitar yang ingin anaknya memperoleh ilmu agama
diPondok Pesantren dan memperoleh ilmu umum di Madrasah Aliyahnya.
Dengan
berbekal keinginan masyarakat diatas dan adanya lulusan MTS.Abu Darrin maka
didirikannya MA.Abu Darrin, adapun bangunan yang ada pada tahun itu masih
menumpang di emperan Ndalem Kiyai dan dan gedung yang bergabung dengan MI,MTs.
Tahun
berganti tahun mulai dilengkapi bangunannya dikarenakan jumlah siswa yang
semakin meningkat. Yang mana dulunya waktu berdiri hanya 46 siswa saja terdiri
36 siswa putra dan 10 siswa putri sampai mencapai 681 siswa sekarang ini
terdiri 257 siswa putra dan 424 siswa putri.
Dari
Sisi Pendidik tentunya kurang memadahi jumlahnya dan kebanyakan gurunya
tersebut masih menggabung dengan guru MTs.Abu Darrin, dan kebanyakan dari
alumni Pondok Pesantren Abu Darrin itu sendiri. Diwaktu berdirinya tenaga
pendidik yang di punyai sekitar 13 Guru terdiri Guru putra 12 dan guru putri 1
orang.
Sekitar
Tahun 1983 diperolehlah Kepala Sekolah PNS dari DEPAG Kab. Bojonegoro
(kementerian Agama RI) beliau adalah Bapak MIZAN WIDJAJA (alm) dilanjutkan pada
tahun 2001 dipimpin oleh Bapak MOH.MALIK
(alm). Dan pada Tahun 2007 sampai sekarang dipimpin oleh KHM.MASLUCHAN SHO LIH,
S.Pd.I
Pada
tahun berdiri 1979 program jurusan yang ada hanya Ilmu Agama, selanjutnya mulai
berubah program jurusan IPS pada tahun 1983, Untuk memenuhi permintaan akan
adanya variasai program jurusan maka ditambahlah juruan IPA mulai tahun 2008,
jurusan Bahasa tahun 2012 dan jurusan Agama tahun 2013
Tempat
inap dan menimba ilmu yang dulunya hanya satu yakni Ponpes Abu Darrin sekarang
bertambah sebagaimana dibawah diantaranya:
1.
Pondok
Pesantren Al Asmanah, Pengasuh KHM. Ma'mun Adnan, Telepon : 0353-885 736
2.
Pondok
Pesantren Abu Dzarrin Putra, Pengasuh KHM. Muna'amul Choir, Telepon : 0353-886 748
3.
Pondok
Pesantren Abu Dzarrin Putri, Pengasuh KM. Abdul Choliq, Telepon : 0353-882 833
4.
Pondok
Pesantren AD Al Ridlwan, Pengasuh Nyai Hj.Lu'lu'atul fu'ad, Telepon : 0353-882 747
5.
Pondok
Pesantren Al Kuzy, Pengasuh KHM. Muhajir, Telepon : 0353-885 377
6.
Pondok
Pesantren Adnan Al Charish, Pengasuh KHM. Amir Syarifudin, Telepon: 0353-882
749
7.
Pondok
Pesantren Al Ma'ruf, Pengasuh KHM. Sirojul Huda, Telepon : 0353-888 466
8.
Pondok
Pesantren Nurul Islam Al Muniri, Pengasuh KHM. Masluchan Sholih, S.Pd.I,
Telepon : 0813 3217 3030
Dari ke sembilan
pondok pesantrern diatas hampir seluruh para santrinya bersekolah di MA. Abu
Darrin.
Kurikulum di
MA. Abu Darrin memakai kurikulum Nasional
dari Kementerian DIKNAS dan Kementerian AGAMA RI dengan Penguatan materi - materi muatan lokal (MULOK) berciri
khas Pondok Pesantren antara lain : Nahwu, Shorof, Balaghoh, Mantiq, Falak,
Hisab, Hadits, usulFiqih, Faroidl, Tajwid, Qowaidul Fiqiyah, Aswaja ( ke NU an)
Extrakurikuler
yang ada yakni Tahfidzul Qur’an, Pramuka, Palang Merah Remaja ( PMR ),
Ketrampilan dan Seni, Olahraga (Futsal/Sepakbola/Bulu Tangkis/Lari,Catur dll),
Karya Ilmiah Remaja, Ketrampilan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, PPSDI
(Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Insani).
Syukur
Alhamdulillah pada tahun 2009 sampai dengan 2011 ini MA. Abu Darrin mendapat
bantuan dana dari MEDP yang mana sangat berarti dalam rangka pemenuhan sarana
prasarana berupa pembangunan Ruang Kelas Baru, pembangunan Ruang Laboratorium
IPA dan Komputer, peningkatan kualitas guru dengan berbagai macam pelatihan
sesuai kebutuhan madrasah serta pemenuhan bantuan beasiswa bagi siswanya
sendiri. Semoga bantuan – bantuan demi bantuan dari manapun tetap mengalir di
MA.Abu Darrin untuk kelancaran PBM yang berkwalitas sebagaimana visi dan misi
kami dibawah.
Demikianlah
Sejarah Singkat berdiri dan berkembangnya Pondok Pesantren Abu Dzarrin dan
Madrasah Abu Darrin. Apabila ada kekurangan akan disempurnakan dikemudian hari.