Sekedar
berbagi. Beginilah cara saya menanggapi kritikan-kritikan tajam dari Bu
Aulia Wijiasih. Duluuuu awal-awal mengenal beliau, saya suka sakit
perut dan kram membaca kritikannya yang ibarat bon cabe, level
tertinggi. Namun, semakin lama saya menyimak kritikan beliau, saya makin
sadar, wajar kalau beliau gregeten. Ya ... banyak kita yang mengajar
jauh dari kebutuhan siswa.
Sejak itu, semua pembelajaran
yang saya lakukan, selalu saya upayakan untuk "terkait" dengan kehidupan
nyata anak didik saya. Beberapa yang sudah saya lakukan antara lain.
1.
Pembelajaran teks laporan hasil observasi. Anak-anak mengobservasi
lingkungan alam di sekitarnya. Tentu tidak sekadar memilih; tetapi harus
ada nilainya, mengapa memilih lokasi itu. Tak hanya menuliskannya,
tetapi mereka harus membuat laporan hasil observasi dengan video. Memang
tak harus menggunakan handycam. Boleh hanya dengan kamera HP.
Video
ini harus dipresentasikan di depan kelas. Selanjutnya dibuat versi
tulisnya. Sekali jalan, dapat 2 KD. Memproduksi teks laporan hasil
observasi lisan kemudian mengonversikannya dalam bentuk teks laporan
hasil observasi tulis (KD 4,4).
Hasilnya? Serulah.
Anak-anak jadi kenal dan tahu lebih jauh tentang lingkungannya. Yang
pasti, laporannya jujur sekali. Tidak mengada-ada. Saya yang lebih
banyak tidak tahu obyek yang diobservasi siswa pun jadi tahu karena ada
bukti fisiknya (video).
Sayang ya .... best practicenya gak masuk nominasi lomba best prctice hehehehe
2. Teks Negosiasi.
Saya
mencoba mengajarkan pada anak-anak saya hal yang bermakna. Bukan yang
di buku teks semata, bukan teoritis semata. Di buku teks kelas X untuk
materi TEKS NEGOSIASI, siswa ditugakan membuat surat penawaran. Usaha
yang dituliskan adalah dagang batik. Lha, Batu bukan kota batik. Berapa
banyak sih anak didikku yang tahu usaha batik.
Maka, tugasnya saya ubah:
A.
(a) Anak-anak mengamati usaha lokal di Kota Batu. (2) memilih salah
satu yang menarik untuk dikembangkan. (3) menentukan alasan-alasannya.
(4) Mencari contoh usaha serupa baik yang berkembang maupun kurang
berkembang. (5) Menganalisis mengapa usaha-usaha itu maju atau
gagal. Tugas 1-5 dipresentasikan lisan dalam konsultasi di kelas.
B.
Tugas berikutnya adalah membuat usaha tersebut dengan menentukan (a)
apa keunggulan yang ditawarkan; (b) membuat surat penawaran produk
(negosiasi tulis).
Catatan: Tugas-tugas ini saya bimbing
offline (dalam pertemuan di kelas) maupun online. Hasil akhirnya, siswa
harus mengumpulkan dalam bentuk soft kopi ,mulai dari draft awal surat
(penuh coretan hasil konsultasi), beserta brosur penawarannya.
Karena
terkait dengan banyak gambar, maka siswa boleh menggunakan gambar dari
internet. Fokus pembelajaran adalah membuat surat penawaran.
Hasilnya bagus-bagus.
Serunya
pembelajaran ini adalah: Anak belajar mengembangkan usaha dengan
menganalisis potensi bisnis di sekitar tempat tinggalnya. (b) mereka
terhindar dari plagiat. Mau plagiasi bagaimana wong sejak milih jenis
usaha saja sudah dikawal gurunya yang super nyiyir hehehe. (c) Mereka
tampak bahagia dan berseri-seri ketika mengenalkan usahanya pada
rekan-rekannya.
Bahasa lebaynya, saya melihat mimpi mereka jadi bisnisman hebat di wajah mereka. (Semoga terwujudya Nak).
3. Yang sedang berlangsung saat ini adalah membuat TEKS CERPEN.
Saya
menggunakan The Copy master. (Saya sudah pernah membagi catatan tentang
metode the copy master ini beberapa waktu yang lalu.
Sejak
awal siswa harus mengonsultasikan pada saya tentang ide cerita yang
akan mereka buat. Selanjutnya, menulis cerpen ini juga harus
dikonsultasikan dalam pertemuan di kelas. mereka juga harus
menguploadnya di wall grup kelas FB tertutup. Tujuannya adalah agar
tulisannya mendapatkan masukan dari teman-temannya. (Yang memberi
masukan mendapat rewardnilai). Ini sangat membantu terbatasnya waktu
yang tersedia dalam tatap muka untuk bisa mengomentari cerpen siswa satu
persatu.
Selain itu, skali lagi, insyaallah anak-anak
terhindar dari plagiasi. mau plagiat darimana? Wong sejak awal sama
gurunya ini dipendeliki.
Hasil akhir pekerjaan mereka
tentu saja TIDAK HARUS SANGATSEMPURNA. Yang penting adalah mereka MAU
BELAJAR DAN JUJUR. Itu sebabnya, pengumpulan tugasnya juga harus
menyertakan tugas-tugas mereka sebelumnya. Nah ... perubahan dari
pekerjaan awal sampai ke akhir itulah sejatinya hasil belajar mereka.
Sayang ya, saya gak bis menyelipkan contoh tugas anak-anak saya di sini.
0 komentar:
Post a Comment