Just another free Blogger theme

Powered by Blogger.

Blog Archive ma.abudarrin

ruang tanya jawab

Popular Posts

fb Ma Abu Darrin Bojonegoro

Pages

Labels

Social Icons

Followers

Blog Archive

Featured Posts

June 26, 2012



June 21, 2012

June 20, 2012

Malam itu udara terasa pengap. Terdengar bunyi berderit-derit, sesekali suara jangkrik berlalu di tengah rintihan dari salah satu bilik sempit di wisma Dolly.

”Ah, kau hebat sekali, Min,” ucap Parji memuji ketrengginasan Minul di atas ranjang.
”Hampir saja napasku terasa putus,” lanjutnya sambil menyeka keringat dengan handuk.

Selepas mereguk kenikmatan laknat itu, Parji membenahi kembali pakaian dinas pejabatnya yang sebelumnya dilucuti dengan napas memburu.

”Berapa bayaranmu untuk kali ini, manisku?” Parji tersenyum genit, mengeluarkan dompet kulitnya yang berwarna cokelat, seperti warna kulitnya.
”Satu juta saja, Mas,” jawab Minul sembari membetulkan kembali branya. Mata Parji berubah mendelik. Menahan emosi.

”Dasar pelacur berlumur dosa! Pasang tarif mencekik leherku!” hardik Parji tiba-tiba.
”Kau lebih berdosa dariku. Kau rebut hak rakyat banyak untuk dikorupsi. Sedangkan aku justru memberi kenikmatan bagi banyak orang!” Wajah Minul merah. Membara di hatinya.

Graha Pena, 20 Juni 2012