Just another free Blogger theme

Powered by Blogger.

Blog Archive ma.abudarrin

ruang tanya jawab

Popular Posts

fb Ma Abu Darrin Bojonegoro

Pages

Labels

Social Icons

Followers

Blog Archive

Featured Posts

April 30, 2015




RENCANA SUSUNAN ACARA
==========================================
WISUDA PURNA SISWA & HAFLAH AKHIR SANAH PERIODE 2014 - 2015
DI RANGKAI PERINGATAN ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SAW.
BERTEMPAT DI MADRASAH “ ABU DARRIN “ KENDAL
=========================================
 
1. Pembukaan Al faatihaha 4x
2.  Gema Wahyu Illahi :
3.  Prosesi Wisuda  BAGIAN PERTAMA :
     Pengalungan tanda wisuda & Pengabadian Alumni
     Tingkatan RA.di lanjutkan Tingkatan MI
4.  Sambutan :
     a.  Wakil Siswa Tamatan MA  & Pembacaan Ikrar
     b. Pra kata Panitia, Pengurus Madrasah “Abu Darrin” Kendal & Kepala Madrasah Abu   Darrin & Kata - kata  Pelepasan Alumni 
5.  Prosesi Wisuda BAGIAN KEDUA :
     Pengalungan tanda wisuda & Pengabadian Alumni
     Tingkatan MTs dilanjutkan Tingkatan MA
6.  Sambutan :
     a. Wakil Orang Tua & PenerimaanTamatan
     b. Sambutan PejabatTerkait. Kepala kantor Kemenag Kab. Bojonegoro.
7.  Pembacaan Berzanji Imam OLEH :
8.  Ceramah Ilmiah / Pengajian Umum Drs. H. Barnoto, M.Pd.I  dari Kepala KEMENAG KAB. PASURUAN di teruskan pembacaan Do’a
9. Penutup

Catatan :
Susunan acara dapat berubah ubah melihat situasi dan kondisi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menantang semua pihak termasuk presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menjawab beberapa pertanyaan sederhana.
Pertanyaan itu dalam rangka memperingati pada 2 Mei 2015 mendatang.
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)
"Pertanyaan simpelnya adalah kapan terakhir kali anda datang ke sekolah yang didik kita dulu? Kapan terakhir menanyakan kondisi guru-guru kita? Kapan terkahir terlibat di sekolah-sekolah yang (pernah) kita titipkan anak-anak kita di sana?" kata Anies di gedung Kemendikbud, Kamis (30/4/2015).

April 22, 2015

Tanggal 21 April 2015 Selasa
Dilaksankan Upacara dalam rangka Hari Kartini betempat di kampus D
yang diikuti oleh semua Guru dan siswa baik kelas 10 dan 11 semua jurusan IPA,IPS,BAHASA dan AGAMA, dan guru yang paling kartini diraih oleh Ibu Zumrotun Nafisah beliau diberikan berupa Piagam dan Hadiah sepantasnya dari OSISMA
Agendanya :
07:00 Upacara
09.30 Menilaia Lomba kebersihan Kelas,
10:00 Pelajaran KBM sampai selesai




Sejarah hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April ternyata pertama kali diperingati di negara Amerika pada tahun 1970 tepatnya,. dimana peringatan hari bumi sedunia digagas oleh Gaylord Nelson, saat itu dia merupakan seorang Senator.
Ide ini pertama kali bermula ketika dia berpidato di negara bagian Seattle 1969 yang dimana dia membahas tentang desakan memasukan isu2 kontroversial diantaranya tentang bumi yang kita tempati ini,. setelah itu berlanjut dengan disebarluaskan akan diadakannya Hari Bumi sedunia tanggal 22 april 1970,. dan apa yang terjadi pada tanggal tersebut?? 20 juta orang turun ke jalan2 kota sehingga Senator Gaylord Nelson berucap “fenomena ini sebagai ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan’ dimana : ” Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu “.

Menurut berbagai analisis banyaknya orang yang memperingati hari BUMI Sedunia ini karena banyaknya pelajar, Mahasiswa, Sarjana atau orang berpendidikan yang juga memprotes tentang gerakan anti perang, dan membela hak2 sipil disana,. dan mereka sepenuhnya mendukung keselarasan para pejuang/aktivis yang membela lingkungan hidup dan yang memperjuangkannya agar Bumi ini menjadi lebih baik dan tidak tercemar,. agenda ini kemudian menjadi agenda tahun di Amerika yang kemudian diperingati sebagai HARI BUMI SEDUNIA,.
Di Indonesia, peringatan atau perayaan Hari Bumi sebenarnya belum banyak diketahui oleh kalangan masyarakat. Hal ini berbanding terbalik dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang selalu diperingati setiap tanggal 5 Juni. Pada dasarnya memang tidak terdapat perbedaan antara Hari Bumi Sedunia dengan Hari Lingkungan Sedunia. Hal yang paling membedakan antara dua hari besar itu adalah sejarahnya saja.
Hari Bumi awalnya diprakarsai oleh masyarakat serta diperingati oleh LSM dan organisasi di bidang pelestarian lingkungan hidup, sedangkan Hari Lingkungan Sedunia diperingati berdasarkan Konferensi UN tentang Lingkungan hidup yang berlangsung pada 5 Juni 1972 di Stockholm.  Tanggal konferensi tersebut kemudian ditetapkan menjadi Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Indonesia berpartisipasi dalam konferensi tersebut dan diwakili oleh Prof. Emil Salim yang menjabat sebagai Kepala Bappenas. Hari Lingkungan Hidup Sedunia dianggap lebih resmi dan sering diperingati oleh masyarakat maupun pemerintah di sejumlah negara di dunia. Tujuan dasar dari kedua peringatan hari besar tersebut adalah untuk merangsang kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup yang semakin hari semakin rusak.
Berbagai kerusakan lingkungan hidup di bumi telah menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup serta mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam seperti longsor, banjir, angin topan, kekeringan, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampak negatifnya pun akan dirasakan oleh manusia juga. Kesadaran masyarakat cenderung menurun untuk menjaga, merawat, serta melestarikan lingkungan hidup. Upaya untuk melestarikan lingkungan hidup tidak hanya tanggung jawab perorangan saja, akan tetapi tanggung jawab dari semua pihak yang hidup di bumi ini.
Kesadaran untuk melestarikan lingkungan hidup seharusnya ditanamkan sedini mungkin dan harus berkesinambungan atau tak lekang oleh waktu. Hal ini tidak terlepas dari kesadaran sosial yang dapat ditumbuhkan melalui penyuluhan atau pemberian informasi yang lengkap tentang pelestarian lingkungan kepada masayarakat umum. Selain itu, perubahan iklim di bumi sangat sulit untuk dicegah meskipun berbagai upaya antisipasi dan pencegahan telah banyak dilakukan. Keadaan ini memaksa manusia untuk dapat beradaptasi dengan perubahan iklim tersebut. Salah satu caranya  adalah dengan mengubah perilaku yang merusak alam menjadi perilaku yang selalu cinta dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Setelah kita semua tahu dan mengerti apa itu hari bumi hendaklah kita bisa melakukan kegiatan peringatan tersebut dengan lebih mementingkan esensi dan manfaat hari bumi itu terutama terhadap kelestarian lingkungan. dan tentu saja kita memiliki kewajiban untuk menyebarkan “virus” cinta lingkungan terhadap orang lain, yang salah satunya melalui moment hari bumi itu…
Disadari atau tidak, sebenarnya seiring dengan kemajuan teknologi, manusia semakin jauh dari alam. Semakin mengasingkan diri, dan semakin angkuh pula. Nenek moyang di masa lampau, dengan keterbatasan pengetahuan, memandang alam sebagai sesuatu yang sangat berharga untuk generasi kehidupan anak cucunya.
Hari Bumi adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan tentang apa yang Kita lakukan untuk membantu melindungi lingkungan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan baik sendirian maupun dengan dengan orang lain:
1. Menanam pohon. .Penanaman pohon membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi polusi, membersihkan udara, mengamankan tanah untuk mencegah erosi, dan menyediakan rumah bagi banyak keanekaragaman hayati.
2. Membuat kerajinan alam di sekolah atau rumah. Dapat dilakukan bersama dengan keluarga dengan benda-benda yang sudah dinyatakan tidak terpakai  dan akan dibuang untuk menciptakan karya seni yang indah, kemungkinan tidak terbatas.
3. Mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sepanjang hari. Beli sesedikit mungkin dan menghindari barang dalam banyak kemasan plastik.
4. Bersama anak-anak  mendaur ulang mainan lama. Dengan memberikan mainan lama mereka dan permainan untuk anak-anak muda yang bisa memanfaatkan mereka, anak-anak belajar dua pelajaran: Salah satunya adalah tentang memberi kepada orang lain dan yang kedua adalah tentang menggunakan kembali dan daur ulang bukan melemparkan segala hal. Orang dewasa juga dapat melakukan ini dengan pakaian, barang listrik, buku dan banyak lagi. Pelajari tentang komunitas pertukaran produk seperti Freecycle dan alternatif lain.
5. Masak makanan khusus Hari Bumi. Rencanakan menu yang menggunakan makanan yang diproduksi secara lokal, sehat dan memiliki dampak minimal pada lingkungan. Sayuran segar dan produk kacang, dll.
6. Naik sepeda Anda. Gunakan sepeda atau bentuk lain dari transportasi bertenaga manusia untuk bepergian ke tempat kerja atau sekolah dan untuk menjalankan tugas.
7. Ingat: Setiap hari adalah Hari Bumi. Apa pun untuk membantu lingkungan kita adalah hal yang sempurna untuk dilakukan pada Hari Bumi dan setiap hari. Jangan membatasi diri hanya satu hari setahun, belajar tentang bagaimana Kita melakukan perlindungan lingkungan sepanjang waktu. Dan mempraktikkannya – setiap hari!

April 21, 2015






SEJARAH PERKEMBAMBANGAN 
PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH ABU DARRIN



Pada tanggal 25 September 1919 M. pondok pesantren  di dukuh Kendal Sumbertlaseh Dander Bojonegoro mula dirintis dan didirikan oleh seorang ulama’ besar yang bernama K. Abu Dzarrin. Bangunan yang ada mulanya hanya berupa sebuah Masjid dan merupakan bangunan yang sudah tua yakni peninggalan penghulu Bojonegoro yang bernama H. Umar, sementara santri yang ada baru satu atau dua dari desa setempat dan sekitarnya.

Selang beberapa lama kemudian oleh beliau didirikan sebuah bangunan dari kayu Jati yang sederhana yang terdiri dari 7 kamar  sebagai tempat santri yang mukim. Namun semakin hari santri terus bertambah dan semakin meningkat perkembangannya dan hanya bangunan tersebut satu-satunya bangunan yang pertama didirikan yakni pada tahun 1922 M.

Namun pada tahun 1924 M. beliau harus meninggalkan Pondok Pesantren yang dirintisnya untuk sementara waktu untuk menunaikan rukun Islam yang ke-5, yakni melaksanakan ibadah Haji ke-Baitulloh Makkatul Mukarromah dan beliau bermukim disana selama 2 tahun untuk belajar atau Istifadatil Ilmu pada guru dan Ulama’ besar disana. Pada waktu beliau bermukim di Makkah selama 2 tahun (1924-1926) yang memegang dan mengelola roda pendidikan para santri dipesantren adalah :
1.      KH. Ma’sum ( seorang Na’ib di Mantub Lamongan yakni saudara misanan KH. Abu Dzarrin)
2.      KH. Basyari ( penghulu Bojonegoro pada waktu itu) Paman dari K. Abu Dzarrin.

Pada saat beliau kembali dari tanah suci Makkah, semakin banyak perkembangan santri baik dari daerah Bojonegoro maupun dari daerah-daerah lain. Dan tidak sedikit diantara para santri yang dulunya pernah manjadi santri beliau sewaktu beliau membangun mengajar di Pondok Pesantrennya KH. Kholil Bangkalan Madura kira-kira selama 3 tahun. Dan dari santri beliau ketika membantu mengajar di Pondok Pesantren Termas Pacitan dibawah kepengasuhan KH. Raden Dimyati dan KH Raden Mkhfudz serta  KH. Abu Dzarrin menetap dipesantren tersebut kira-kira selama 6 Tahun. Dengan semakin bertambahnya perkembangan para santri, sudah barang tentu bangunan tersebut tidak memadai untuk menampung para santri, sehingga beliau berusaha untuk menambah bangunan. Dan Alhamdulillah terwujud  5 bangunan yang terdiri 15 kamar. Namun demikian sekalipun sudah terwujud bangunan yang baru masih juga belum memadahi untuk menampung para santri kerena mengalami perkembangan yang sangat pesat dan tidak sedikit sekali santri yang datang dari luar daerah luar seperti Jawa Timur sendiri, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatra bahkan juga yang dari luar negeri yakni Singapura sebayak 5 orang, dengan demikian jumlah keseluruan kira-kira sekitar 200 orang.

Pada tahun 1933 M. mulailah dirintis pendidikan formal yakni madrasah mulai dari kelas nol besar untuk menampung anak-anak disekitar pesantren dan selama berjalan kurang lebih 3 tahun, tetapi perkembangan madrasah tersebut belum bisa berkembang sesuai dengan yang diharapkan, bahkan semakin hari semakin mengalami kemmunduran karena situasi dan kondisi setempat yang kurang memungkinkan, sehingga untuk sementara waktu divakumkan atau dihentikan.
Pada era jaman penjajahan Jepang , Pondok Pesantren mengalami kemunduran, karena banyak para santri yang meninggalkan Pondok Pesantren akibatnya situasi dan kondisi pada saat itu kurang menguntungkan bagi keselamatan dan kehidupan para santri. Namun juga tidak sedikit para santri masih menetap dan bertahan dipesantren untuk meneruskan belajarnya sekalipun dalam keadaan sangat sulit dan mencengkam. meskipun situasi dan kondisi pada saat itu sangat rawan dan penuh dengan kesulitan dan kekurangan akan tetapi kegiatan dan pendidikan di pesantren tetap berjalan sebagai mana biasa, baik pengajian umum maupun kegiatan – kegiatan lainnya.

Pada era Revolusi 1945 M. Pondok Pesantren bukan hanya dihuni oleh para santri namun juga menjadi pempat alternative oleh para pengungsi atau gerilyawan para pejuang kemerdekaan melawan Belanda, Pondok Pesantren juga dijadikan benteng perlawanan pejuang kemerdekaan pada saat itu. Pada masa Revolusi Pondok Pesntren tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan, namaun juga ikut andil yang sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Ripublik Indonesia (NKRI) dari penjajahan. Bertambahnya pejuan-pejuang dari pesantren adalah berkat pendidikan yang ditanamkan oleh ulama’ dilubuk hati yang sangat dalam untuk tetap mempertahankan misi yang sangat diajarkan oleh Rosululloha SAW,yakni “Cinta Tanah Air Adalah Merupakan Sebagian Dari Pada Iman”.

Pada tahun 1947 M. oleh KH. Dimyati putra KH. Abu Dzarrin madrasah yang dulunya dibekukan (dihentikan) sementara mulai diteruskan kembali yakni pada saat itu mulai diteruskan kembali dengan dimulainya pendidikan Madrasah Ibtida’iyah (MI) dengan nama Madarsah Salafiyah, dan saat itu hanya baru menampung murid laki-laki. Dan KH. Dimyati berusaha keras sekuat tenaga dan pikiran untuk mengembangkan Madrasah tesebut agar lebih maju dan berkembang dengan pesat. Akhirnya berkat usaha keras yang tulus ikhlas beliau dalam memperjuangkan agama Islam akhirnya Madrasah dapatbertahan sampai sekarang dan semakin hari semakin berkambang dan semoga selau dalam lindungan dan ridho alloh SWT abadi jaya sentosa lestari hingga akhir nanti hari kiamat.

Pada tahun 1950 M. Madrasah tersebut mendapat pengesahan dan piagam dari Departemen Agama Republik Indonesia. Dan pada tahun 1978 M. piagam tersebut diperbaharui oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama pada Kantor wilayah Departemen Agama Jawa Timur dengan setatus terdaftar serta menggunakan kurikulum Departemen Agama Republik Indonesia. Setelah dibukanya kembali madrasah pada tahun 1947 M. tempat belajar mengajar adalah sebuah bangunan kecil yang sangat sederhana (semi sempurna) yang berukuran 7X8 M. dan terdiri dari 2 lokal sedangkan sebagian murid yang lain menempati serambi Masjid yakni pada tahun 1952 M.

Kemudian pada tahun 1953 M. mulailah dirintis Madrasah Tsanawiyah (MTs) oleh KH. Dimyati Bin KH. Abu Dzarrin untuk menampung / melajutkan para murid yang telah tamat belajar dari tingkat Ibtida’iyah kependidikan yang lebih tinggi. Dan alhamdulillah semakin hari semakin meningkat, para siswa yang melanjudkan di Madrasah Tsanawiyah yang diberi nama Madrasah Islam Salafiyah Roudholtul Ilmiyah ( MISRI), demikian pula di madrasah Tsanawiyah. Dan untuk sementara saat itu yang ditempatkan di Masjid untuk sementara waktu karena belum mempunyai gedung, yang sekarang desebut Masjid Jami’ As Salafiyah.

Pada tahun 1956 M. mengalami peningkatan yang luar biasa jumlah siswa yang tidak sedikit, sehingga gedung yang sudah ada tidak dapat menampung dari sekian banyaknya siswa dan santri, maka masing masing terdiri dari 6 kamar yang salah satunya berada di samping kanan masjid sekaligus sebagai perluasan serambi masjid yang terdiri dari 6 kamar lainnya hanya untuk tempat santri. Sekaligus untuk sekolah, sedang yang 6 lainnya digunakan untuk santri sehingga jumlah gedung saat itu sebanyak 8 gedung yang terdiri dari 46 kamar ditambah sebuah Masjid dan gedung madrash kecil 2 lokal.

KH. Abu Dzarrin selain mendidik dan mengajar juga para santri yang menetap di pesantren, juga mengadakan pengajian rutin yang sifatnya umum untuk kaum dewasa atau orang tua setiap hari selasa pagi untuk orang laki-laki kurang lebih 200 orang. Sedangkan untuk perempuan pada hari selasa siang yang kurang lebih sekitar 400 orang, dan juga pengajian rutin selesai sholat Jum’at.

Pada hari Kamis tanggal 5 Juni 1958 M. KH. Abu Dzarrin dipanggil untuk menghadap Alloh SWT.(Wafat), yang pada saat itu jumlah santri sekitar 300 santri yang menetap di pesantren. Sejak saat itu pengasuh dan pengelola Pondok Pesantren diteruskan oleh putra Laki-laki beliau yang pertama yaitu KH. Dimyati dan dibantu oleh putra keduanya yaitu KH. Ahmad Nunir Adnan Al Mursyid. Dan sejak saat itu pula Pondok Pesantren ini diberi nama Abu Dzarrin untuk menghormati dan mengingat jasa beliau sebagai perintis dan pendiri Pondok Pesantren. Semenjak KH. Dimyati menggantikan KH. Abu Dzarrin beliau berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk lebih meningkatkan pendidikan yang berada dipesantren atau yang berada di Madrasah formal baik dari segi kwalitas maupun kwantitas pendidikan.

Pada tahun 1959 M. gedung asrama yang sudah tua dan tidak layak huni dibongkar, dan dibangun kembali gedung yang baru yang terdiri 2 dua buah gedung asrama bertingkat dengan nama komplek Kapas .serta dibangun pula Musholla yang besar bagi putra untuk Jama’ah dan belajar mengajar santri putra dan kaum pria dewasa. dan dibangun sebuah gedung tembok yang terdiri  dari 12 lokal kamar termasuk ruang kantor Madrasah.

Pada tahun 1959 M. beliau juga mendirikan 2 buah banguanan yang terdiri dari 12 kamar dan sebuah Musholla untuk Pondok Pesantren Putri, dan pada saat itu pula Pondok Pesantren Abu Dzarrin mulai menampung serta mengasuh santri Putri dan sekaligus membuka dan mendirikan Madrasah Putri baik tingkat Madrasah Ibtida’iyah (MI) maupun Madrasah Tsanawiyah (MTs). Dan Alhamdulillah akhirnya banyak pula sntri putri yang menetap dipesantren dan masuk Madrasah.

Pada tahun 1959 M. KH. Ahmad Munir Ad, AM. Sebagai pembantu pengasuh Pon Pes Abu Dzarrin mendirikan Madrasah Mu’alimin Mu’alimat ( untuk mendidik calon guru) 4 tahun. Namun sayang karena karena keadaan yang kurang baik pada tahun 1970 M. Madrasah Mu’alimin Mu’alimat dibubarkan. dan pada tahun 1981/1982 M sebagai gantinya maka didirikan Madrasah Aliyah baik Putra maupun Putri jurusan agama dan ditambah juga jurusan IPS. Madrasah aliyah (MA) ,Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Ibtida’iyah (MI) semuanya berstatus terdaftar oleh department agama, dan juga mendapat bimbingan dan bantuan guru negeri pada semua tingkatan dari departemen agama.

Pada tahun 1974 M. KH. Dimyati Adnan mendirikan sebuah gedung berukuran 44x8 M. yang terdiri dari 8 ruang termasuk ruang kantor untuk menampung murid madrasah yang semakin bertambah, namun juga masih belum memadai, sehingga sebagian siswa terpaksa masih ada yang menepati gedung dorurot(darurat).
Pada tahun 1979 M./1980 M. mulai dirintis kembali Taman Pendidikan Kanak –kanak (namun saat itu masih taraf persiapan) sambil menunggu pembangunan gedung dan peralatan yang dibutuhkan sebagai tempat belajarnya. Dan pada saat itu pula Madrasah Aliyah (MA) Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Ibtda’iyah (MI) diberi nama madrasah Abu Darrin sebab Madrasah tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Abu Dzarrin.

Mulai tahun 1980 M. pembangunan fisik dilaksanakan secara besar besaran dan bertahap di bagian utara. Tahap yang pertama direhabilitasi beberapa gedung asrama yang sudah tua diantaranya ada yang dibongkar total dengan mendirikan 7 bangunan yang baru. Hal ini bertujuan  memenuhi kebutuhan desakan warga sekitar yang ingin anaknya memperoleh ilmu agama diPondok Pesantren dan memperoleh ilmu umum di Madrasah Aliyahnya.
Dengan berbekal keinginan masyarakat diatas dan adanya lulusan MTS.Abu Darrin maka didirikannya MA.Abu Darrin, adapun bangunan yang ada pada tahun itu masih menumpang di emperan Ndalem Kiyai dan dan gedung yang bergabung dengan MI,MTs.
Tahun berganti tahun mulai dilengkapi bangunannya dikarenakan jumlah siswa yang semakin meningkat. Yang mana dulunya waktu berdiri hanya 46 siswa saja terdiri 36 siswa putra dan 10 siswa putri sampai mencapai 681 siswa sekarang ini terdiri 257 siswa putra dan 424 siswa putri.
Dari Sisi Pendidik tentunya kurang memadahi jumlahnya dan kebanyakan gurunya tersebut masih menggabung dengan guru MTs.Abu Darrin, dan kebanyakan dari alumni Pondok Pesantren Abu Darrin itu sendiri. Diwaktu berdirinya tenaga pendidik yang di punyai sekitar 13 Guru terdiri Guru putra 12 dan guru putri 1 orang.
Sekitar Tahun 1983 diperolehlah Kepala Sekolah PNS dari DEPAG Kab. Bojonegoro (kementerian Agama RI) beliau adalah Bapak MIZAN WIDJAJA (alm) dilanjutkan pada tahun  2001 dipimpin oleh Bapak MOH.MALIK (alm). Dan pada Tahun 2007 sampai sekarang dipimpin oleh KHM.MASLUCHAN SHO LIH, S.Pd.I
Pada tahun berdiri 1979 program jurusan yang ada hanya Ilmu Agama, selanjutnya mulai berubah program jurusan IPS pada tahun 1983, Untuk memenuhi permintaan akan adanya variasai program jurusan maka ditambahlah juruan IPA mulai tahun 2008, jurusan Bahasa tahun 2012 dan jurusan Agama tahun 2013
Tempat inap dan menimba ilmu yang dulunya hanya satu yakni Ponpes Abu Darrin sekarang bertambah sebagaimana dibawah diantaranya:
1.      Pondok Pesantren Al Asmanah, Pengasuh KHM. Ma'mun Adnan, Telepon  : 0353-885 736
2.      Pondok Pesantren Abu Dzarrin Putra, Pengasuh KHM. Muna'amul Choir, Telepon  : 0353-886 748
3.      Pondok Pesantren Abu Dzarrin Putri, Pengasuh KM. Abdul Choliq, Telepon  : 0353-882 833
4.      Pondok Pesantren AD Al Ridlwan, Pengasuh Nyai Hj.Lu'lu'atul fu'ad, Telepon  : 0353-882 747
5.      Pondok Pesantren Al Kuzy, Pengasuh KHM. Muhajir, Telepon  : 0353-885 377
6.      Pondok Pesantren Adnan Al Charish, Pengasuh KHM. Amir Syarifudin, Telepon: 0353-882 749
7.      Pondok Pesantren Al Ma'ruf, Pengasuh KHM. Sirojul Huda, Telepon : 0353-888 466
8.      Pondok Pesantren Nurul Islam Al Muniri, Pengasuh KHM. Masluchan Sholih, S.Pd.I, Telepon : 0813 3217 3030
Dari ke sembilan pondok pesantrern diatas hampir seluruh para santrinya bersekolah di MA. Abu Darrin.
Kurikulum di MA. Abu Darrin memakai kurikulum Nasional  dari Kementerian DIKNAS dan Kementerian AGAMA RI dengan Penguatan  materi - materi muatan lokal (MULOK) berciri khas Pondok Pesantren  antara lain :  Nahwu, Shorof, Balaghoh, Mantiq, Falak, Hisab, Hadits, usulFiqih, Faroidl, Tajwid, Qowaidul Fiqiyah, Aswaja ( ke NU an)
Extrakurikuler yang ada yakni Tahfidzul Qur’an, Pramuka, Palang Merah Remaja ( PMR ), Ketrampilan dan Seni, Olahraga (Futsal/Sepakbola/Bulu Tangkis/Lari,Catur dll), Karya Ilmiah Remaja, Ketrampilan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, PPSDI (Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Insani).
Syukur Alhamdulillah pada tahun 2009 sampai dengan 2011 ini MA. Abu Darrin mendapat bantuan dana dari MEDP yang mana sangat berarti dalam rangka pemenuhan sarana prasarana berupa pembangunan Ruang Kelas Baru, pembangunan Ruang Laboratorium IPA dan Komputer, peningkatan kualitas guru dengan berbagai macam pelatihan sesuai kebutuhan madrasah serta pemenuhan bantuan beasiswa bagi siswanya sendiri. Semoga bantuan – bantuan demi bantuan dari manapun tetap mengalir di MA.Abu Darrin untuk kelancaran PBM yang berkwalitas sebagaimana visi dan misi kami dibawah.
Demikianlah Sejarah Singkat berdiri dan berkembangnya Pondok Pesantren Abu Dzarrin dan Madrasah Abu Darrin. Apabila ada kekurangan akan disempurnakan dikemudian hari.