Just another free Blogger theme

Powered by Blogger.

Blog Archive ma.abudarrin

ruang tanya jawab

Popular Posts

fb Ma Abu Darrin Bojonegoro

Pages

Labels

Social Icons

Followers

Blog Archive

Featured Posts

March 8, 2015




UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2014/2015

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM JOMBANG

====================================================

 

Dosen Penguji          :
Prof. Dr. H. Tadjoer Ridjal B., M.Pd.

Mata Kuliah  :           Filsafat Pendidikan
DIDIK SH, S.Pd.I
NIM : 14010074


Cerita Singkat:
Pak Basrowi hidup bersama seorang isteri dan tiga orang anaknya, dua laki-laki dan satu perempuan. Anak perempuan pertamanya sudah hampir tamat kuliah di ITS pada program studi Teknik Perkapalan. Anak yang nomor dua sudah satu tahun kuliah di UM Malang pada program studi PGSD. Sedangkan anak bungsunya masih tekun mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Falah Ploso, Kediri. Menurut Pak Basrowi, jenis pendidikan yang dipilih oleh ketiga anaknya itu bukan atas kehendaknya. Beliau hanya merestui dan mendukung jenis pendidikan atas dasar kemauan dan pilihan anak-anaknya sendiri. Beliau tidak ikut campur dalam menentukan jenis pendidikan ketiga anaknya, karena beliau menyadari tidak mengenal jenis-jenis pendidikan yang akan menjadi bekal kehidupan anak-anaknya kelak. Bagi Pak Basrowi, tugas orang tua adalah membiayai sekolah dan mendoakan agar anak-anaknya kelak menjadi orang sukses dan bermanfaat.
Sebagai petani, aktivitas sehari-hari Pak Basrowi adalah mengolah sawah dan pekarangan warisan orang tuanya. Namun demikian, sawah dan pekarangannya itu tidak ditanami jenis-jenis tanaman subsistensi layaknya petani desa pada umumnya. Beliau lebih memilih tanaman komersial, yakni ditanami jeruk dan buah Naga. Setiap pagi dan sore beliau secara rutin mengontrol lahan pertaniannya. Beliau memantau secara cermat setiap pertumbuhan dan perkembangan tanaman-tanaman yang dibudidayakannya itu. Dalam menjalankan tugas rutinnya, beliau seringkali ditemani isterinya, karena ketiga anak-anaknya tidak tinggal bersama mereka.
Di samping itu, beliau juga dipercaya sebagai imam shalat rawatib di langgar kampungnya. Amanat ini dijalankannya dengan penuh tanggung jawab. Bahkan, setiap bakdal Maghrib beliau mengajar mengaji Al-Qur’an kepada anak-anak kampung di langgarnya itu. Satu persatu anak-anak santrinya diajar dengan metode sorogan. Seusai mengajar mengaji, para santrinya duduk mengelilinginya untuk mendengarkan dongengan Pak Basrowi. Menurut beliau, dongeng-dongeng seperti itu juga diberikan kepada anak-anaknya ketika kecil dulu, biasanya menjelang tidur.

 



ulasan perspektif filosofis pendidikan terhadap cerita singkat kehidupan Pak Basrowi di atas.


Keluarga yang ideal dalam perspektif Islam adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Profil keluarga semacam ini sangat diperlukan pembentukannya sehingga ia mampu mendidik anak-anaknya sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.

Kemudian orang tua harus menyadari pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua harus memilih pula sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut.


Ada ungkapan seperti dibawah :
Kalian berhak berusaha menjadikan diri seperti mereka
Namun jangan pernah menjadikan mereka seperti kalian
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur
Dan tidak pernah pula tenggelam di masa lampau Kalian adalah busur
Dan anak-anak itu adalah anak panah yang meluncur



Categories:


TRIMS ATAS KUNJUNGANNYA, TEGUR SAPA SANGAT BERARTI BAGI KAMI ma.abudarrinbojonegoro@yahoo.com

0 komentar: