Suatu ketika disekolahku akan
mengikuti lomba se-KKM yang salah satunya adalah lomba aksioma kaligrafi
.Kemudian dari pihak guru memilih beberapa dari siswa/siswi untuk mengikuti tes
lomba kaligrafi. Tes lomba tersebut akan di ikuti oleh aku dan teman-temanku
yaitu:Luluk, Eka, Agys,Kholis, Deky dan
lain-lain. Kemudian semuanya berkumpul dikantor dan dites satu persatu untuk
melukis kaligrafi. Waktu yang ditentukan berkisar 1 sampai 4 jam. Waktu demi
waktu terus berjalan, sampai akhirnya waktu 4 jam telah usai dan semua lukisan
harus dikumpulkan menjadi satu. Kemudian Bapak guru yang bernama pak kharis dan
anak-anak lebih sering memanggilnya dengan sebutan Pak Konflik ”hehehe termasuk
aku juga yang menyebutnya seperti itu.” Pak Kharis pun memilih dan akhirnya
aku danAgys terpilih mengikuti lomba
tersebut. Aku dan Agys langsung mengucapkan HAMDALLAH bersama-sama
“ALHAMDULILLAH”.
“Semoga kita bisa berhasil dan dapat menjadi juara.” tegas Agys.
“Amiinnnn Gys semoga kita bisa membanggakan sekolah ABU DARRIN.”jawabku.
Dan Agys pun langsung menjawab “Aammmiiinnnn.”
Pak Kharis memilih aku dan Agys untuk dibimbing dan dikirim sebagai wakil sekolah ke MAN 2 Bojonegoro. Setiap hari Pak Kharis selalu membimbing dan mengajariku bagaimana cara membuat kaligrafi yang baik dan bagus. Aku dan Agys selalu belajar cara-cara yang diajarkan oleh Pak Kharis, selain membimbing dan mengajari, Madrasah juga menyiapkan dan menyediakan alat-alat lukis agar memudahkan kami untuk berlatih melukis dengan baik. Alat- alat tersebut diantaranya kuas, palet, cat air, penggaris, buku gambar dan lain-lain. Perlahan-lahan kami mencoba setiap hari melatih tangan kami supaya terbiasa melukis kaligrafi
Dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba, kami pun mempersiapkan mental agar tidak gerogi dalam perlombaan dan bersaing dengan para peserta dari sekolah lain yang ikut dalam perlombaan Aksioma. Sebelum berangkat, aku berpamitan dengan kedua orang tuaku untuk meminta doa restu agar bisa berhasil dan dapat meraih kemenangan yang diharapakan. Aku dijemput Agys dan berangkat bersama ke sekolah untuk berkumpul dengan peserta yang juga mewakili sekolah. Aku dan teman-teman berkumpul di halaman sekolah, dan setelah semua peserta berkumpul kami diberi pengarahan oleh Bapak kepala sekolah yang bernama KH.Masluchan Sholih. “Kita sebagai yang terpilih untuk menjadi wakil dalam perlombaan Aksioma se-KKM ini, harus bisa berfikir yang positif untuk jadi juara yang bisa membanggakan, menjunjung nama baik dan mengharumkan Madrasah, dan tak lupa membanggakan kedua orang tua .” seru Bapak Kepala sekolah.
Aku dan peserta lainnya pun menganggukan kepala, tanda mengerti. Setelah pemberian pengarahan selesai, kita pun meninggalkan lapangan dan menunggu kendaraan yang akan membawa kita ke lokasi yang dituju. Dan akhirnya aku dan peserta lainnya dijemput dengan kendaraan yang telah disediakan oleh Madrasah. Para peserta pun menaiki sebuah truk. Di perjalanan, kami pun bercanda dengan peserta lainnya. Ada yang menanyakan persiapan, sudah siap untuk menyambut kemenangan. Kami pun bercanda di perjalanan.
“ Gimana udah siap lomba atau belum, mbak Firda???” Tanyaku.
“Hhhmmm,,,,insyaallah siap dek.” Jawab mbak Firda.
“Ooowwhh,,,bagus kalau gitu mbak” ujarku.
“Terus,,,,, bagaimana dengan kamu sendiri dek,,???.”tanya mbak Firda.
“Hehehe,,,,agak gerogi mbak. Tapi aku yakin kok pasti bisa dan berhasil” jawabku dengan agak malu-malu.
“Hhhhmmm,,,kamu benar banget dek Liyya pasti kita bisa berhasil dan membawa piala banyak untuk Madrasah” ujar mbak Firda.
“Aminn mbak, semoga saja Allah mengabulkan harapan kita” jawabku dengan penuh harapan.
Dan tidak sengaja ternyata semua peserta mendengar pembicaraan kami dan menjawab “Aaaammmmmiiinnn,,,,,” dengan serempak.
Tak terasa ternyata tempat yang dituju sudah didepan mata. Rasa was-was, merinding, gerogi, dan penuh harapan untuk jadi pemenang berbaur menjadi satu. Dan akhirnya kami pun masuk kedalam dan berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan. Dan panitia penyelenggara mengawali dengan memotong sebuah pita di halaman sekolah. Dan petugas pun mengumumkan letak ruangan yang harus dituju. Setelah pengumuman selesai kami pun dibubarkan dan mencari ruangan masing-masing. Ternyata ruanganku berada disebuah serambi mushola, aku dan Agys duduk bersampingan.setelah menemukan tempat duduk peserta diberi waktu 10 menit untuk daftar ulang ke panitia penyelenggara. Setelah daftar, aku dan Agys kembali keruangan untuk perlombaan kaligrafi. Sebelum perlombaan dimulai aku dan Agys berbincang-bincang.
“Gimana Liyya denganmu udah siapkan???” Tanya Agys.
“Hhhhmmm,,,udah gys” jawabku.
“kira-kira kita disuruh melukis apa yaa???” Tanya Agys padaku.
“Hehehe nggak tau ya Gys, moga saja kalimat arabnya pendek-pendek” jawabku dengan penuh harapan.
“Aamin moga-moga kalimat arabnya pendek-pendek dan kita langsung bisa melukisnya. “Aammiinn” sautku padanya.
Tak terasa waktu lomba kaligrafi pun tlah dimulai, aku dan Agys meletakkan semua perlengkapan melukis didepanya masing-masing dan akhirnya beberapa panitia pun memasuki ruangan. Panitia penyelenggara mengumumkan beberapa aturan yang telah ditetapkan. Aturan dalam perlombaan salah satunya adalah masing-masing peserta diberi waktu 1 sampai 4 jam dan kami disediakan selembar kertas untuk melukis tetapi kami diwajibkan membawa alat lukis sendiri-sendiri. Dan setelah membacakan aturan akhirnya perlombaan dimulai, kami disuruh untuk memilih beberapa tulisan arab yang akan dibentuk menjadi kaligrafi, aku memiliah tulisan arab yang telah aku pilih tadi. Selang beberapa jam aku pun masih proses mewarnai kaligrafi yang telah aku pilih tadi, beberapa peserta sudah mulai melukis, ada yang mewarnai bahkan ada yang sudah selesai. Tak terasa waktu pun telah habis, aku berhasil melukis kaligrafi dan akhirnya dikumpulkan pada panitia penyelenggara, dan kami pun disuruh keluar sambil menunggu pengumuman.
Dan akhirnya kami pun beristirahat di kantin untuk membeli makanan ringan dan es. Semua peserta perlombaan yang mewakili sekolah berkumpul menjadi satu. Aku dan teman-teman sedikit berbincang-bincang perihal apa yang diperlombakan tadi.
“Gimana Liyya dengan kaligrafimu tadi lancar atau nggak???” Tanya Ali. “Hhhhmmm,,,lancar kok, tapi tadi aku bingung mau membentuk apa, ya udah aku bentuk asal-asalan saja, hehehe” jawabku dengan rasa malu.
“Syukurlah kalau mudah tapi tadi lukisanmu bagus kok cocok dengan warna yang kamu kombinasikan” puji Ali.
“Hehehe makasih ya Ali, tapi itu nggak seberapa kok masih banyak lagi yang lebih bagus” jawabku
“Hhhhmmm,,,, ya sama-sama Liyya, nggak papa kan kamu sudah berusaha dengan sungguh-sungguh!!!” ujar Ali dengan memberikan semangat.
“Bagaimana dengan lomba tadi Ali???”tanyaku.
“Hhhuufft tadi lawanku sangat sulit untuk dikalahkan” jawab Ali.
“Nggak papa kok kan kamu sudah berusaha!!!” jawabku memberi semangat.
Selang beberapa lama akhirnya semua peserta pun dikumpulkan di halaman sekolah untuk menunggu pengumuman. Satu persatu lomba pun dibacakan mulai dari lomba voli, bulu tangkis, tenis meja, Qiro’ah, futsal, kaligrafi, dan masih banyak lagi. Satu persatu pemenang dari nomor satu sampai tiga pun dibacakan, setelah lama menunggu akhirnya lomba yang aku ikuti pun umumkan. Juara pertama telah dipanggil dan juara kedua akan segera diumumkan, tak disangka ternyata namaku dipanggil. Rasa senang, gembira, tidak percaya, dan aku pun tak sadar jika aku berteriak gembira. Semua peserta yang mewakili Madrasah ikut senang denga kemenanganku, walaupun menjadi juara kedua aku sudah bisa meraih sebuah piala dalam perlombaan ini. Akhirnya pengumuman pemenang pun sudah selesai dan sekolahanku berhasil meraih piala sebanyak 14 piala. Kami punsaling memberi ucapan “selamat” atas kemenangan yang diraih dan akhirnya kami pulang dengan rasa bangga dan kami pun dijemput dengan menggunakan sebuah truk yang disediakan oleh Madrasah. Kami segera menaikinya dan truk mulai berjalan. Diperjalanan rasa tidak percaya masih hinggap ditubuh kami. Saya dan teman-teman sempat bercanda gurau didalam kendaraan. Sebentar lagi, aku akan sampai disekolahan, saya dan teman-teman didalam kendaraan sempat bernyanyi bersama-sama “sayo nara”.
Selang beberapa menit kami akhirnya tiba di depan halaman sekolah, semua peserta lomba diperbolehkan untuk pulang. Aku dengan temanku yang kebetulan satu pondok pulang bersama. Di jalan aku sempat berbicang-bincang dengan kedua temanku yaitu Anim dan Ali. Anim terkenal sangat cerewet dan dia mengikuti lomba voli tetapi dia enak diajak bercanda dan dia anaknya baik hati. Dan yang namanya Ali orangnya humoris,enak diajak bercanda,dan paling enak diajak curhat dia mengikuti lomba bulu tangkis. Di jalan kita saling bertanya satu sama lain.
’’gimana nim, dengan lawanmu tadi???’’tanya Ali dan aku.
“haduuuuh, lawanku tadi sangat sulit untuk di kalahkan, hehehehehe, tapi ALHAMDULILLAH bisa jadi juara dua.”jawab Anim.
“ALHAMDULILLAH”jawab ku serempak dengan Ali.
”Bay the Way,,,, gimana dengan kalian???” Tanya Anim padaku dan Ali.
“Maksudnya gimana???” jawabku dan Ali dengan rasa kebingungan.
“Maksudnya gimana dengan lomba kalian pasti lancarkan???” Tanya Anim sambil menjelaskan.
“Ooowwhh kalau aku tadi bingung, mau melukis kaligrafi bentuk apa, hehe,,,tapi akhirnya aku gambar dengan yang ada difikiranku aja Nim” jawabku pada Anim dengan rasa malu. “Alhamdulillah deh, kalau kamu bagaimana Li???” Tanya Anim.
“Hhhuufftt kalau aku siiihhh belum bisa seberuntung kalian” jawab Ali dengan penuh penjelasan.
“Udah-udah nggak papa, yang pentingkan kita semua sudah usaha dengan maksimal mungkin,,,iya kan dek Liyya??? ” jawabnya Anim malah bertanya padaku.
“Betuuuulll banget Nim itu” jawabku dengan tegas.
Tak terasa kami sudah di depan pondok, dan akhirnya aku, Ali, dan Anim berpisah. Ali menuju ke pondok putra sedangkan aku dan Anim menuju ke pondok putri. Didalam pondok banyak yang menanyakan perihal lombaku dan Anim.
“Cciiyyyeeee,,,yang baru datang,,???” sorakan mbak-mbak yang ada didalam pondok. Aku dan Anim hanya tersenyum malu karena disambut oleh mbak-mbak satu pondok.
“Ayo dong jawab, kalian dapat juara apa nggak???” Tanya salah satu santriwati yang bernama Feri.
“Ya alhadulillah mbak, lomba voli dapat juara 2 dan Abu Darrin dapat membawa pulang 14 piala” jawab Anim.
“Lha kamu bagaimana dek Liyya dapat juara apa nggak???” Tanya mbak Feri.
Aku hanya bisa tersenyum setelah ditanya oleh mbak Feri, aku tidak sempat menjawab pertanyaannya mbak Feri dan aku langsung masuk kamar. Setelah masuk aku langsung ambil baju ganti dan aku segera pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan dan segera ganti baju. Setela itu aku dan Anim pergi ke dapur untuk makan siang. Dan akhirnya waktu sholat asar. Setelah sholat mbak-mbak menagih pertanyaannya tadi.
“Gimana dek tadi??” Tanya mbak Feri.
“Hehehe malu mbak” jawabku.
“Nggak papa toh dek” mbak Feri terus memaksaku untuk segera menjawab.
“Ya alhamdulillah dapat juara 2” jawabku.
Setelah semua pertanyaan dari mbak-mbak pondok selesai ku jawab. Akhirnya waktu asar pun tiba semua yang mengerumuniku untuk menanyakan perlombaan tadi akhirnya bubar untuk mengambil air wudhu’ untuk sholat berjama’ah. Setelah sholat ternyata masih banyak pertanyaan yang terlontar dari mulut mbak-mbak.
“Kamu kan sudah jadi pemenang, setelah itu bagaimana???” Tanya mbak Deya.
“Eeemmm,,,insyaallah yang jadi pemenang dalam perlombaan aksioma akan dikirim ke Kabupaten” jawabku.
“Kapan dek??” Tanya mbak Deya.
“Besok mbak pada tanggal 21 Desember 2014” jawabku.
Akhirnya malam pun tiba, semua aktivitas di pondok pun berkurang dan jam telah menunjukkan 23.00 WIB. Aku langsung mengambil wudhu’ dan segera untuk tidur.
Pagi pun telah tiba dan aku mulai melakukan aktivitas yang biasa dilakukan para santri lainnya jam menunjukkan 06.30 WIB, dan aku pun segera berangkat ke sekolah. Di sekolah semua siswa/siswi berkumpul untuk mengikuti upacara, ditengah-tengah upacara ternyata semua pemenang lomba aksioma diperintahkan untuk maju ke depan dan pemenang mulai dari voli sampai kaligrafi diperintahkan untuk memegang piala masing-masing, yang dibagikan oleh KH. Masluchan Sholih selaku kepala sekolah MA. Abu Darrin. Semua peserta upacara bersorak gembira dan bertepuk tangan dengan meriah.
Pengalaman ini takkan ku lupakan untuk selamanya.
“Semoga kita bisa berhasil dan dapat menjadi juara.” tegas Agys.
“Amiinnnn Gys semoga kita bisa membanggakan sekolah ABU DARRIN.”jawabku.
Dan Agys pun langsung menjawab “Aammmiiinnnn.”
Pak Kharis memilih aku dan Agys untuk dibimbing dan dikirim sebagai wakil sekolah ke MAN 2 Bojonegoro. Setiap hari Pak Kharis selalu membimbing dan mengajariku bagaimana cara membuat kaligrafi yang baik dan bagus. Aku dan Agys selalu belajar cara-cara yang diajarkan oleh Pak Kharis, selain membimbing dan mengajari, Madrasah juga menyiapkan dan menyediakan alat-alat lukis agar memudahkan kami untuk berlatih melukis dengan baik. Alat- alat tersebut diantaranya kuas, palet, cat air, penggaris, buku gambar dan lain-lain. Perlahan-lahan kami mencoba setiap hari melatih tangan kami supaya terbiasa melukis kaligrafi
Dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba, kami pun mempersiapkan mental agar tidak gerogi dalam perlombaan dan bersaing dengan para peserta dari sekolah lain yang ikut dalam perlombaan Aksioma. Sebelum berangkat, aku berpamitan dengan kedua orang tuaku untuk meminta doa restu agar bisa berhasil dan dapat meraih kemenangan yang diharapakan. Aku dijemput Agys dan berangkat bersama ke sekolah untuk berkumpul dengan peserta yang juga mewakili sekolah. Aku dan teman-teman berkumpul di halaman sekolah, dan setelah semua peserta berkumpul kami diberi pengarahan oleh Bapak kepala sekolah yang bernama KH.Masluchan Sholih. “Kita sebagai yang terpilih untuk menjadi wakil dalam perlombaan Aksioma se-KKM ini, harus bisa berfikir yang positif untuk jadi juara yang bisa membanggakan, menjunjung nama baik dan mengharumkan Madrasah, dan tak lupa membanggakan kedua orang tua .” seru Bapak Kepala sekolah.
Aku dan peserta lainnya pun menganggukan kepala, tanda mengerti. Setelah pemberian pengarahan selesai, kita pun meninggalkan lapangan dan menunggu kendaraan yang akan membawa kita ke lokasi yang dituju. Dan akhirnya aku dan peserta lainnya dijemput dengan kendaraan yang telah disediakan oleh Madrasah. Para peserta pun menaiki sebuah truk. Di perjalanan, kami pun bercanda dengan peserta lainnya. Ada yang menanyakan persiapan, sudah siap untuk menyambut kemenangan. Kami pun bercanda di perjalanan.
“ Gimana udah siap lomba atau belum, mbak Firda???” Tanyaku.
“Hhhmmm,,,,insyaallah siap dek.” Jawab mbak Firda.
“Ooowwhh,,,bagus kalau gitu mbak” ujarku.
“Terus,,,,, bagaimana dengan kamu sendiri dek,,???.”tanya mbak Firda.
“Hehehe,,,,agak gerogi mbak. Tapi aku yakin kok pasti bisa dan berhasil” jawabku dengan agak malu-malu.
“Hhhhmmm,,,kamu benar banget dek Liyya pasti kita bisa berhasil dan membawa piala banyak untuk Madrasah” ujar mbak Firda.
“Aminn mbak, semoga saja Allah mengabulkan harapan kita” jawabku dengan penuh harapan.
Dan tidak sengaja ternyata semua peserta mendengar pembicaraan kami dan menjawab “Aaaammmmmiiinnn,,,,,” dengan serempak.
Tak terasa ternyata tempat yang dituju sudah didepan mata. Rasa was-was, merinding, gerogi, dan penuh harapan untuk jadi pemenang berbaur menjadi satu. Dan akhirnya kami pun masuk kedalam dan berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan. Dan panitia penyelenggara mengawali dengan memotong sebuah pita di halaman sekolah. Dan petugas pun mengumumkan letak ruangan yang harus dituju. Setelah pengumuman selesai kami pun dibubarkan dan mencari ruangan masing-masing. Ternyata ruanganku berada disebuah serambi mushola, aku dan Agys duduk bersampingan.setelah menemukan tempat duduk peserta diberi waktu 10 menit untuk daftar ulang ke panitia penyelenggara. Setelah daftar, aku dan Agys kembali keruangan untuk perlombaan kaligrafi. Sebelum perlombaan dimulai aku dan Agys berbincang-bincang.
“Gimana Liyya denganmu udah siapkan???” Tanya Agys.
“Hhhhmmm,,,udah gys” jawabku.
“kira-kira kita disuruh melukis apa yaa???” Tanya Agys padaku.
“Hehehe nggak tau ya Gys, moga saja kalimat arabnya pendek-pendek” jawabku dengan penuh harapan.
“Aamin moga-moga kalimat arabnya pendek-pendek dan kita langsung bisa melukisnya. “Aammiinn” sautku padanya.
Tak terasa waktu lomba kaligrafi pun tlah dimulai, aku dan Agys meletakkan semua perlengkapan melukis didepanya masing-masing dan akhirnya beberapa panitia pun memasuki ruangan. Panitia penyelenggara mengumumkan beberapa aturan yang telah ditetapkan. Aturan dalam perlombaan salah satunya adalah masing-masing peserta diberi waktu 1 sampai 4 jam dan kami disediakan selembar kertas untuk melukis tetapi kami diwajibkan membawa alat lukis sendiri-sendiri. Dan setelah membacakan aturan akhirnya perlombaan dimulai, kami disuruh untuk memilih beberapa tulisan arab yang akan dibentuk menjadi kaligrafi, aku memiliah tulisan arab yang telah aku pilih tadi. Selang beberapa jam aku pun masih proses mewarnai kaligrafi yang telah aku pilih tadi, beberapa peserta sudah mulai melukis, ada yang mewarnai bahkan ada yang sudah selesai. Tak terasa waktu pun telah habis, aku berhasil melukis kaligrafi dan akhirnya dikumpulkan pada panitia penyelenggara, dan kami pun disuruh keluar sambil menunggu pengumuman.
Dan akhirnya kami pun beristirahat di kantin untuk membeli makanan ringan dan es. Semua peserta perlombaan yang mewakili sekolah berkumpul menjadi satu. Aku dan teman-teman sedikit berbincang-bincang perihal apa yang diperlombakan tadi.
“Gimana Liyya dengan kaligrafimu tadi lancar atau nggak???” Tanya Ali. “Hhhhmmm,,,lancar kok, tapi tadi aku bingung mau membentuk apa, ya udah aku bentuk asal-asalan saja, hehehe” jawabku dengan rasa malu.
“Syukurlah kalau mudah tapi tadi lukisanmu bagus kok cocok dengan warna yang kamu kombinasikan” puji Ali.
“Hehehe makasih ya Ali, tapi itu nggak seberapa kok masih banyak lagi yang lebih bagus” jawabku
“Hhhhmmm,,,, ya sama-sama Liyya, nggak papa kan kamu sudah berusaha dengan sungguh-sungguh!!!” ujar Ali dengan memberikan semangat.
“Bagaimana dengan lomba tadi Ali???”tanyaku.
“Hhhuufft tadi lawanku sangat sulit untuk dikalahkan” jawab Ali.
“Nggak papa kok kan kamu sudah berusaha!!!” jawabku memberi semangat.
Selang beberapa lama akhirnya semua peserta pun dikumpulkan di halaman sekolah untuk menunggu pengumuman. Satu persatu lomba pun dibacakan mulai dari lomba voli, bulu tangkis, tenis meja, Qiro’ah, futsal, kaligrafi, dan masih banyak lagi. Satu persatu pemenang dari nomor satu sampai tiga pun dibacakan, setelah lama menunggu akhirnya lomba yang aku ikuti pun umumkan. Juara pertama telah dipanggil dan juara kedua akan segera diumumkan, tak disangka ternyata namaku dipanggil. Rasa senang, gembira, tidak percaya, dan aku pun tak sadar jika aku berteriak gembira. Semua peserta yang mewakili Madrasah ikut senang denga kemenanganku, walaupun menjadi juara kedua aku sudah bisa meraih sebuah piala dalam perlombaan ini. Akhirnya pengumuman pemenang pun sudah selesai dan sekolahanku berhasil meraih piala sebanyak 14 piala. Kami punsaling memberi ucapan “selamat” atas kemenangan yang diraih dan akhirnya kami pulang dengan rasa bangga dan kami pun dijemput dengan menggunakan sebuah truk yang disediakan oleh Madrasah. Kami segera menaikinya dan truk mulai berjalan. Diperjalanan rasa tidak percaya masih hinggap ditubuh kami. Saya dan teman-teman sempat bercanda gurau didalam kendaraan. Sebentar lagi, aku akan sampai disekolahan, saya dan teman-teman didalam kendaraan sempat bernyanyi bersama-sama “sayo nara”.
Selang beberapa menit kami akhirnya tiba di depan halaman sekolah, semua peserta lomba diperbolehkan untuk pulang. Aku dengan temanku yang kebetulan satu pondok pulang bersama. Di jalan aku sempat berbicang-bincang dengan kedua temanku yaitu Anim dan Ali. Anim terkenal sangat cerewet dan dia mengikuti lomba voli tetapi dia enak diajak bercanda dan dia anaknya baik hati. Dan yang namanya Ali orangnya humoris,enak diajak bercanda,dan paling enak diajak curhat dia mengikuti lomba bulu tangkis. Di jalan kita saling bertanya satu sama lain.
’’gimana nim, dengan lawanmu tadi???’’tanya Ali dan aku.
“haduuuuh, lawanku tadi sangat sulit untuk di kalahkan, hehehehehe, tapi ALHAMDULILLAH bisa jadi juara dua.”jawab Anim.
“ALHAMDULILLAH”jawab ku serempak dengan Ali.
”Bay the Way,,,, gimana dengan kalian???” Tanya Anim padaku dan Ali.
“Maksudnya gimana???” jawabku dan Ali dengan rasa kebingungan.
“Maksudnya gimana dengan lomba kalian pasti lancarkan???” Tanya Anim sambil menjelaskan.
“Ooowwhh kalau aku tadi bingung, mau melukis kaligrafi bentuk apa, hehe,,,tapi akhirnya aku gambar dengan yang ada difikiranku aja Nim” jawabku pada Anim dengan rasa malu. “Alhamdulillah deh, kalau kamu bagaimana Li???” Tanya Anim.
“Hhhuufftt kalau aku siiihhh belum bisa seberuntung kalian” jawab Ali dengan penuh penjelasan.
“Udah-udah nggak papa, yang pentingkan kita semua sudah usaha dengan maksimal mungkin,,,iya kan dek Liyya??? ” jawabnya Anim malah bertanya padaku.
“Betuuuulll banget Nim itu” jawabku dengan tegas.
Tak terasa kami sudah di depan pondok, dan akhirnya aku, Ali, dan Anim berpisah. Ali menuju ke pondok putra sedangkan aku dan Anim menuju ke pondok putri. Didalam pondok banyak yang menanyakan perihal lombaku dan Anim.
“Cciiyyyeeee,,,yang baru datang,,???” sorakan mbak-mbak yang ada didalam pondok. Aku dan Anim hanya tersenyum malu karena disambut oleh mbak-mbak satu pondok.
“Ayo dong jawab, kalian dapat juara apa nggak???” Tanya salah satu santriwati yang bernama Feri.
“Ya alhadulillah mbak, lomba voli dapat juara 2 dan Abu Darrin dapat membawa pulang 14 piala” jawab Anim.
“Lha kamu bagaimana dek Liyya dapat juara apa nggak???” Tanya mbak Feri.
Aku hanya bisa tersenyum setelah ditanya oleh mbak Feri, aku tidak sempat menjawab pertanyaannya mbak Feri dan aku langsung masuk kamar. Setelah masuk aku langsung ambil baju ganti dan aku segera pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan dan segera ganti baju. Setela itu aku dan Anim pergi ke dapur untuk makan siang. Dan akhirnya waktu sholat asar. Setelah sholat mbak-mbak menagih pertanyaannya tadi.
“Gimana dek tadi??” Tanya mbak Feri.
“Hehehe malu mbak” jawabku.
“Nggak papa toh dek” mbak Feri terus memaksaku untuk segera menjawab.
“Ya alhamdulillah dapat juara 2” jawabku.
Setelah semua pertanyaan dari mbak-mbak pondok selesai ku jawab. Akhirnya waktu asar pun tiba semua yang mengerumuniku untuk menanyakan perlombaan tadi akhirnya bubar untuk mengambil air wudhu’ untuk sholat berjama’ah. Setelah sholat ternyata masih banyak pertanyaan yang terlontar dari mulut mbak-mbak.
“Kamu kan sudah jadi pemenang, setelah itu bagaimana???” Tanya mbak Deya.
“Eeemmm,,,insyaallah yang jadi pemenang dalam perlombaan aksioma akan dikirim ke Kabupaten” jawabku.
“Kapan dek??” Tanya mbak Deya.
“Besok mbak pada tanggal 21 Desember 2014” jawabku.
Akhirnya malam pun tiba, semua aktivitas di pondok pun berkurang dan jam telah menunjukkan 23.00 WIB. Aku langsung mengambil wudhu’ dan segera untuk tidur.
Pagi pun telah tiba dan aku mulai melakukan aktivitas yang biasa dilakukan para santri lainnya jam menunjukkan 06.30 WIB, dan aku pun segera berangkat ke sekolah. Di sekolah semua siswa/siswi berkumpul untuk mengikuti upacara, ditengah-tengah upacara ternyata semua pemenang lomba aksioma diperintahkan untuk maju ke depan dan pemenang mulai dari voli sampai kaligrafi diperintahkan untuk memegang piala masing-masing, yang dibagikan oleh KH. Masluchan Sholih selaku kepala sekolah MA. Abu Darrin. Semua peserta upacara bersorak gembira dan bertepuk tangan dengan meriah.
Pengalaman ini takkan ku lupakan untuk selamanya.
0 komentar:
Post a Comment