Just another free Blogger theme

Powered by Blogger.

Blog Archive ma.abudarrin

ruang tanya jawab

Popular Posts

fb Ma Abu Darrin Bojonegoro

Pages

Labels

Social Icons

Followers

Blog Archive

Featured Posts

March 9, 2015



Tata Tertib Observasi Kegiatan Open Lesson
Sebelum pengamatan
  1. Pengamat & undangan hendaknya datang paling lambat 5 menit sebelum pembelajaran dimulai.
  2. Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tidak ribut, berbicara tidak menimbulkan kebisingan di sekolah.
  3. Siapkan buku catatan khusus observasi dan pena. Jika memungkinkan setiap pengamat memperoleh RPP, LKS, dan denah tempat duduk siswa.
  4. HP di-silent-kan. Hindari mengirim atau menerima telpon kecuali untuk hal-hal yang mendesak. Juga hindari kesibukan mengirim atau membaca SMS.
  5. Usahakan tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam ruangan.
  6. Pastikan agar pada waktu observasi tidak diganggu perasaan ingin buang hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum pembelajran.
  7. Usahakan kelas yang akan digunakan open lesson memiliki sirkulasi udara yang baik.

Selama pengamatan
  1. Semua pengamat segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang ditentukan, sebelum pembelajaran dimulai.
  2. Setelah memasuki kelas, pengamat hendaknya tidak lagi berkeinginan keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan bersiap mengamati siswa belajar.
  3. Segera menempati tempat (berdiri) yang memungkinkan dapat memperhatikan perubahan raut wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal adalah di sisi kiri atau kanan ruangan kelas, apabila tidak kebagian terpaksa di belakang ruang kelas tapi masih lebih baik dari pada di luar ruangan kelas. Namun bila siswa sedang berdiskusi, pengamat dapat berdiri disamping kelompok untuk mendengarkan diskusi diantara siswa.
  4. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak jika sudah lebih dari 5 kali observasi, pengamat dapat mengamati beberapa kelompok sehingga dapat mengatahui atmosfir kelas secara keseluruhan.
  5. Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun, kecuali memang tim teaching yang diinformasikan saat briefing. Biarlah guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi siapapun.
  6. Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada pengamat, katakan agar siswa bertanya langsung kepada guru.
  7. Tidak mengganggu pandangan guru-siswa selama pembelajaran. Jika pengamat sedang mendekati kelompok atau berada ditengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.
  8. Tidak menganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan.
  9. Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar, lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
  10. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam kelas.
  11. Ingat fokuskan pengamatan pada siswa belajar.
a.       APAKAH SISWA BELAJAR, BAGAIMANA PROSESNYA?
b.      ADAKAH SISWA YANG TIDAK BELAJAR, MENGAPA?
c.       BAGAIMANA USAHA SISWA MENGHADAPI KESULITAN BELAJAR?
  1. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran.

Tata tertib refleksi
Tempat duduk di ruangan hendaknya ditata membentuk huruf “U”. Dengan demikian memungkinkan semua dapat berinteraksi secara mudah. Moderator dan guru pengajar (guru model) duduk didepan. Semua mencatat isu-isu yang dibahas.
Rambu-rambu untuk moderator
  1. Moderator hendaknya orang yang mengikuti proses pembelajaran yang direfleksi.
  2. Moderator memperkenalkan diri & membuka diskusi refleksi.
  3. Moderator membacakan tata tertib refleksi:
    1. Refleksi hendaknya terfokus pada proses belajar siswa (APAKAH SISWA BELAJAR, BAGAIMANA PROSESNYA? ADAKAH SISWA YANG TIDAK BELAJAR, MENGAPA? BAGAIMANA USAHA SISWA MENGHADAPI KESULITAN BELAJAR? APA LESSON LEARNT DARI PEMBELAJARAN TERSEBUT)
    2. Refleksi pertama kali dilakukan oleh guru model dilanjutkan komentar oleh observer
    3. Masalah yang didiskusikan hendaknya masalah nyata berdasar hasil pengamatan selama proses pembelajran.
    4. Masalah yang sudah disampaikan oleh pengamat sebelumnya tidak perlu diulang-ulang.
    5. Masalah yang disampaikan oleh pengamat sebelumnya boleh dibahas untuk memperdalam refleksi.
    6. Pada akhir refleksi akan disampaikan refleksi akhir oleh dosen pendamping.
3.       Setelah membacakan tata tertib, moderator memulai diskusi refleksi dengan mengucapkan terima kasih kepada guru yang melaksanakan open lesson dan miminta applause dari peserta.
  1. Mempersilahkan guru pengajar melakukan refleksi diri terlebih dahulu. Refleksi diri dapat berupa perasaan sebelum, saat, dan setelah mengajar, ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa saat pembelajaran, dll.
  2. Mempersilahkan para pengamat menyampaikan komentar berdasarkan fakta hasil temuan, analisis penyebab, dan alternatif solusi.
  3. Setelah satu orang menyampaikan komentar, moderator mempersilahkan pengamat lain menanggapi komentar tersebut. Satu masalah didiskusikan bersama sampai tuntas. Dengan demikian diskusi berlangsung menarik dan mendalam,
  4. Moderator memberi kesempatan memberikan semua pengamat menyampaikan komentar. Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif solusi dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari.
  5. Akhirnya moderator memberi kesempatan kepada dosen pendamping untuk melakukan refleksi akhir dan penguatan.
  6. Sebelum moderator menutup acara refleksi, moderator mengingatkan tindaklanjut di masing-masing kelas/sekolah dan membawa temuannya untuk berbagi pengalaman pada pertemuan berikutnya.

Rambu-rambu pengamat menyampaikan komentar
  1. Komentar yang disampaikan sebaiknya terfokus pada masalah proses belajar siswa, bukan pada aktivitas guru mengajar.
  2. Komentar yang disampaikan harus berdasarkan data pengamatan terlebih dahulu, bukan berdasarkan teori dan opini pengamat.
  3.  gunakan kata “pembelajaran kita” untuk mengomentari proses pembelajaran bukan “pembelajran guru A atau guru B”.
  4. Gunakan kata yang halus dan bijak
  5. Komentar yang disampaikan sebaiknya jauh dari sifat “menggurui” atau menurut pandangannya sendiri.
  6. Jika menyampaikan data tentang siswa belajar, kemukakan MENGAPA hal itu terjadi (ini merupakan interpretasi) dan bagaimana jalan keluarnya (ini merupakan saran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya).
  7. Kemukakan juga pelajaran apa yang dapat dipetik dari pembelajaran tersebut.

Peran Fasilitator LSMGMP
  1. Pada pertemuan pertama, berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk mendata anggota MGMP di wilayah/gugus/komisariat masing dan mengundang anggota mengikuti pertemuan LSMGMP di sekolah center.
  2. Pada pertemuan pertama setiap semester, pastikan semua anggota memiliki jadwal kegiatan LSMGMP untuk satu semester.
  3. Mengingatkan dan mengadministrasikan kehadiran anggota, mengetahui alasan ketidak hadiran pada kegiatan LSMGMP.
  4. Menyebarkan informasi hasil pelatihan fasilitator kepada anggotanya.
  5. Memandu kegiatan PLAN, DO, dan SEE serta mendokumentasikan hasil hasil kegiatan LSMGMP (RPP, LKS, Foto, Video, dll.). Pastikan minimal kepala sekolah tuan rumah mengikuti kegiatan open lesson dan refleksi.
  6. Mengimbaskan pengalaman LSMGMP kepada guru mapel lain di sekolah masing-masing fasilitator. Sehingga memungkinkan kedepannya terlaksa LSBS sebagai jamianan sustainability.
  7. Setelah satu semester berjalan mulailah mengimbaskan ke SD di sekitar dengan cara mengundang pengawas/ketua KKG/guru SD di sekitar sekolah yang menjadi tuan rumah open lesson.
  8. Melaporkan setiap kegiatan LSMGMP ke dinas pendidikan dan ICLS (Indonesia Center for Lesson Study) melalui e-mail: icls@upi.edu. Laporan berisi identitas, aktivitas, jumlah peserta, resume kegiatan, isu yang dibahas, dan solusi.



Peran Fasilitator LSBS
  1. Berkoordinasi dengan kepala sekolah, mensosialisasikan program LSBS kepada guru-guru dan merancang jadwal open lesson per semester. 
  2. Mengingatkan dan mengadministrasikan kehadiran anggota, mengetahui alasan ketidak hadiran pada kegiatan LSBS.
  3. Memandu kegiatan DO dan SEE serta mendokumentasikan hasil hasil kegiatan LSBS (RPP, LKS, Foto, Video, dll.).
  4. Mengimbaskan pengalaman LSBS ke sekolah lain di sekitar dengan cara mengundang kepala/guru SMA/MA/SMK disekitar menghadiri open lesson. Sehingga memungkinkan kedepannya SMA/MA/SMK di sekitar melaksanakan LSBS.
  5. Melaporkan setiap kegiatan LSMGMP ke dinas pendidikan dan ICLS (Indonesia Center for Lesson Study) melalui e-mail: icls@upi.edu. Laporan berisi identitas sekolah, aktivitas, jumlah peserta, resume kegiatan, isu yang dibahas, dan solusi.


TRIMS ATAS KUNJUNGANNYA, TEGUR SAPA SANGAT BERARTI BAGI KAMI ma.abudarrinbojonegoro@yahoo.com

0 komentar: