Pada waktu liburan sekolah aku
sangat senang sekali karena bisa bertemu
dengan keluargaku lagi.Di rumah aku selalu bercerita tentang suka dukanya di
pondok,kadang kalau sudah kumpul bareng dengan keluarga rasanya tidak ingin
kembali ke pondok lagi,tapi aku harus menuntut ilmu untuk membanggakan ke dua
orang tuaku dan menggapai semua cita-cita untuk masa depanku kelak,aku selalu
bercerita dengan teman-temanku di rumah tentang indahnya kehidupan di pondok.
Pada
waktu aku liburan di rumah aku juga di ajak ke tunjungan oleh temanku pondok
yaitu Khoir dan Dewi,aku sangat senang sekali.Awalnya aku tidak di izinkan oleh
ke dua orang tuaku,tapi setelah aku rayu akhirnya di izinkan oleh ke dua orang
tuaku.Kemudian jam 05:30,Khoir dan Dewi datang ke rumahku,akhirnya kami bertiga
berangkat.Di perjalanan kita bersenang-senang,setelah itu kita mampir di pasar
untuk membeli bekal,pada waktu mau sampai di tempat yang kita tuju,kita melihat
bunga mawar yang bermekaran.Jalannya sangat tinggi sekali sekitar 2 meter
rasanya tidak kuat lagi untuk sampai di tempat yang kita tuju,tapi dengan di
imbangi dengan keseruan dengan mereka,rasa lelah itu tidak tersa lagi,akhirnya
kita sampai di tempat yang kita tuju.Kita mampir di gubuk kecil untuk sarapan
pagi.Setelah itu kita berangkat lagi untuk melihat sumber mata air yang ada di
sana ,tetapi kita sia-sia pergi ke sana karena tempatnya di buat English Camp
oleh anak-anak sekolah.
Aku:”mungkin bukan rezeki kita untuk datang
ke sini.”
Khoir:”lain waktu kita pergi lagi kesini
ya,ya kalau tidakk ada kendala.”
Dewi:”kalau aku sih setuju saja sama kalian.”
Kemudian
kami bertiga pulang pada waktu berangkat ,kita kelelahan di saat pulang kita meluncur dengan cepat sekali,karena Khoir tidak punya
rem sepedah,akhirnya dia meluncur duluan,dia sangat ketakutan sekali.Karena
tidak punya rem,dia mengerem dengan sandalmya,akibatnya kakinya juga ikut
terluka,karena terkena aspal,kemudian warga yang ada di sana memberi tahu kita
untuk membantu Khoir.
Warga:”cepet dek,tolong temenmu,kasihan dia
tidak punya rem.”
Aku dan Dewi:”iya,terimakasih telah
memberitahu kita.”
Warga:”iya dek,sama-sama.”
Kemudian
aku dan Dewi segera menolong Khoir,ternyata dia sudah bisa mengendalikan
sepedahnya. Akhirnya kita pulang,sesampai di rumah,aku menceritakan
pengalamanku ini dengan teman-temanku,tidak ku sangka esok harinya ternyata aku
di ajak oleh guru diniyahku dulu untuk mengikuti rombongan di makam Mbah Jabar
dan Mbah Ganyong,aku sangat senang sekali bisa di ajak pergi ke sana.Kemudian
aku bersiap-siap untuk persiapan besok,akhirnya waktu yang ku tunggu telah
tiba,kita berangkat menuju makam Mbah Jabar.Di perjalanan kita sangat senang
sekali,karena selain bercanda dengan teman-teman juga bisa bercanda dengan wali
murid santri TPQ AL-FALAHIYAH.Akhirnya sampai juga di tempat makam Mbah
Jabar.Di makam tersebut kita tahlil bersama-sama.Setelah itu kita mampir di air
terjun ngilrip yang bersebelahan dengan makam tersebut ,kita seru-seruan di
sana tapi kita tidak bisa lama di sana,karena harus melanjutkan perjalanan di
makam Mbah Ganyong,kemudian kita berangkat menuju tempat makam Mbah Ganyong.Di
perjalanan kita semua berteriak dan ketakutan karena jalannya berkelok-kelok
dan sangat menegangkan dan juga jalannya sangat tinggi sekali yaitu 3x nya di
tunjungan yaitu sekitar 9 meter.Kemudian kita berhenti,warga di sekitar tempat
itu bertanya.
Warga:”kalian
mau kemana..?
Sopir:”mau
ke Dagangan pak,di makamnya Mbah Ganyong.”
Warga:”sepertinya
jembatannya ambruk pak,mungkin tidak bisa di lewati,jika di lewati membahayakan
sekali.”
Sopir:”kalau begitu terimakasih telah
memberitahu kami.”
Warga:”sama-sama pak.”
Akhirnya kita gagal untuk pergi ke makam Mbah
Ganyong,rombongan sangat kecewa.Kemudian anak-anak mereka melihat kolam renang
yang begitu menyenangkan,mereka langsung menjebur di kolam tersebut.Melihat
anak-anak kecil bermain di kolam,mengingatkanku pada masa kecilku.
Aku:”eh,tahu tidak aku jadi inat masa
kecilku,rasanya aku ingin sekali seperti masa kecilku.”
Temenku:”[oo]kenyataan mbak..”
Aku:”aku serius.”
Temenku:”aku juga serius.”
Aku:”memangnya kamu tidak lihat anak-anak
yang begitu lucu-lucu dan menggemaskan.”
Temenku:”iya,aku juga ingin kembali waktu
kecil dulu,tapi tidak mungkin kita bisa kecil lagi.”
Setelah berdebatan dengan temanku akhirnya
kita di ajak pulang oleh guruku diniyah.Sebenarnya aku tidak ingin pulang
dulu,tapi mau bagaimana lagi,kita tidak bisa membantah dengan kata-kata
apapun.Akhirnya kita pulang,setelah sampai di rumah aku menceritakan semua pengalamanku
temen-temenku yang tidak ikut pergi ke sana.
0 komentar:
Post a Comment